Kredit Foto: Kementan
Kementerian Pertanian (Kementan) ikut berperan dalam menurunkan angka stunting, khususnya di Maluku, melalui intervensi kegiatan penyediaan pangan, dalam hal ini beras dengan kandungan unsur Zn yang tinggi.
Data Dinas Pertanian Maluku mencatat, melalui dukungan dana APBN dalam Tahun Anggaran 2020, akan dikembangkan padi biofertifikasi seluas 450 hektare (ha) di Kabupaten Maluku Tengah.
"Pengembangan padi biofertifikasi dalam hal ini varietas Inpari IR Nutri Zinc diawali dengan penyediaan benih sebanyak 11,25 ton oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Jadi, Maluku siap tangani stunting, salah satunya melalui pengembangan produksi benih padi," kata Kepala BPSBB Maluku, Dahlia Syahrudin di Ambon, Selasa (28/4/2020).
Baca Juga: Warga Kalteng dan Riau Antusias Sambut Pasar Mitra Tani, 4 Ton Beras Ludes dalam 2 Hari
Dahlia menerangkan penangkar dan produsen benih yang berjumlah lebih kurang 120 orang sebenarnya mampu menyediakan benih untuk kebutuhan program pengembangan dan peningkatan produksi tanaman pangan, termasuk pengembangan padi biofertifikasi.
"Supaya benih tersedia, hendaknya direncanakan benih sumber dan penangkarannya empat bulan sebelum musim tanam berikutnya," ujarnya.
Lebih lanjut Dahlia mengaku telah berkoordinasi dengan Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku sebagai unsur Balitbang Kementan di daerah untuk mempersiapkan kebutuhan benih padi tersebut. Yakni dengan menangkarkan lahan seluar 4 ha, masing-masing di Maluku Tengah seluas 3 ha dan Seram Bagian Timur seluas 1 ha.
"Dua kabupaten ini dipilih selain karena angka stunting di daerah tersebut tinggi, juga karena kesesuaian lahan dan kesediaan penangkar," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
