Di tempat yang sama, Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan, permasalahan yang ada di NTT adalah manajemen air. Pemerintah Provinsi NTT sudah merencanakan dengan baik, sehingga tahun depan seluruh sungai yang ada disiapkan untuk dibuatkan dam di samping sungai itu.
“Dengan demikian, lahan-lahan yang kosong kami akan masuk dengan alat berat untuk membuat lahan yang baik agar kami bisa tanam pada musim kemarau nanti,” jelasnya.
“Kami bersyukur atas kehadiran Mentan Syahrul Yasin Limpo di situasi sulit begini. Sebab dapat memberikan energi dan semangat buat petani untuk mengerjakan seluruh potensi yang dimiliki," imbuhnya.
Lebih lanjut, Viktor menuturkan manajemen air melalui pembuatan dam tersebut akan dijadikan sebagai pilot project sebuah transformasi budaya tanam NTT. Jika ini berhasil maka memberikan sebuah keyakinan energi positif untuk menatap masa depan.
“Saya selalu bilang tidak ada lahan tidur, yang tidur itu orangnya, kalau gubernur tidur, bupati tidur, kepala dinas tidur itu pasti lahannya tidur. Tapi kalau gubernurnya lompat kiri kanan, bupatinya lompat kiri kanan kepala dinas apalagi itu berarti semangat yang luar biasa,” tegasnya.
Viktor berharap nantinya seluruh supply chain tidak datang dari luar supaya bisa memberikan nilai tambah. Sebab, walaupun alam NTT itu indah tapi supply chainnya datang dari luar maka daerah itu akan tetap miskin.
“Karena itu kami berharap pertanian satu-satunya supply chain yang dapat diandalkan untuk membangun pariwisata," tandasnya.
Perlu diketahui, dalam kunjungan ini, SYL bersama Viktor melakukan pencanangan tanam jagung di lahan seluas 10 hektare dengan memanfaatkan sumber air yang ada.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi yang juga hadir mengatakan, Kementan tahun ini memberikan dukungan bantuan untuk NTT. Terkait tanaman pangan alokasi tahun ini bantuan benih padi 50 ribu hektare, bantuan benih jagung 42.500 hektare, kedelai 3.000 hektare, pengembangan pangan alternatif 2.840 hektare, ubi kayu 500 hektare dan alsintan pascapanen 117 unit.
“Untuk pengembangan pangan alternatif, sesuai arahan Mentan mulai digalakkan kembali pengembangan pangan di luar beras seperti umbi-umbian, jagung dan tanaman serealia lain," tuturnya.
“Terutama di NTT ini potensial untuk dikembangkan jagung dan sorgum, supaya bisa memperkaya pangan alternatif kita," sambung Suwandi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: