Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cuan Amblas Nyaris 200%, Perusahaan Milik Konglomerat Prajogo Pangestu Telan Pil Pahit pada Q1 2020

Cuan Amblas Nyaris 200%, Perusahaan Milik Konglomerat Prajogo Pangestu Telan Pil Pahit pada Q1 2020 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) harus menelan pil pahit pada kuartal pertama tahun 2020 (Q1 2020). Bagaimana tidak, jika awal tahun 2019 lalu perusahaan mencetak keuntungan bersih sebesar US$17,6 juta, capaian tersebut turun hingga 199,3% dan berbalik merugi US$17,5 juta pada awal tahun ini.

Dalam rilisnya, TPIA juga mencatat ada penurunan pada  pos pendapatan sebesar 13,7% dari US$552,2 juta pada Q1 2019 menjadi US$476,8 juta pada Q1 2020. Sementara itu, beban pokok stabil dengan kenaikan tipis dari US$490,3 juta menjadi US$493,4 juta. 

Baca Juga: Sama-Sama Superior! Kalau Battle sama Dolar AS, Rupiah Tetap Jawaranya!

Direktur TPIA, Suryandi, menjelaskan bahwa penurunan kinerja perusahaan pada awal tahun ini dipengaruhi oleh melemahnya permintaan pasar, khususnya di pasar domestik China karena terdampak Covid-19. Ia mengakui, lingkungan makro yang menantang serta margin petrokimia yang ketat juga turut berpengaruh pada kinerja perusahaan saat ini. 

"Untuk mengelola dan menavigasi ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya, Chandra Asri berfokus pada tiga imperatif strategis utama, yaitu kelangsungan bisnis, keunggulan operasional, dan ketahanan keuangan," katanya, Jakarta, Jumat (5/06/2020). 

Baca Juga: Perusahaan Petrokimia Milik Konglomerat Prajogo Pangestu Terima Utang US$70 Juta dari Bank Permata

Lebih lanjut, Suryandi mengatakan bada posisi neraca TPIA saat ini masih kuat dengan likuiditas per Maret 2020 di angka US$880 juta, termasuk kas dan setara kas yang mencapai US$624 juta. Dengan begitu, TPIA diklaim masih berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi krisis. 

"Proyek ekspansi kami yang sedang berlangsung, yaitu pabrik MTBE dan Butene-1 dijadwalkan selesai perencana pada Q3 2020. Kami terus percaya pada daya tarik jangka panjang dari pasar petrokimia Indonesia, dan akan mempertahankan disiplin modal dan investasi yang bijaksana untuk memastikan pertumbuhan positif yang berkesinambungan," sambungnya. 

Asal tahu saja, perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu ini membukukan aset sebesar US$403,7 juta pada akhir Maret 2020. Angka tersebut menurun 1,4% dari capaian tahun sebelumnya yang sebesar US$451,2 juta.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: