- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Laba Emiten Prajogo di Sektor Manufaktur Petrokimia (TPIA) Melonjak 2.781%, Tembus US$1,27 Miliar
Kredit Foto: WE
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), perusahaan petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu, mencetak lonjakan laba bersih sebesar 2.781% pada semester I-2025 menjadi US$1,27 miliar atau sekitar Rp26 triliun, dibandingkan rugi US$47,46 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan laba ini tercatat dalam laporan keuangan yang dipublikasikan melalui Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/8/2025). Meskipun secara operasional masih mencatatkan rugi kotor, laba bersih TPIA melonjak berkat keuntungan lain-lain yang meningkat drastis menjadi US$1,86 miliar dari hanya US$47,31 juta pada semester I-2024.
"Laba per saham dasar TPIA juga berbalik positif menjadi US$0,0179 dari sebelumnya rugi US$0,0007," demikian tertulis dalam laporan tersebut.
Baca Juga: Laba Emiten Tambang Milik Prajogo (CUAN) Jeblok 93,43% di Paruh Pertama 2025
Pendapatan TPIA turut melonjak 239,53% menjadi US$2,92 miliar dari sebelumnya US$866,49 juta. Namun, beban pokok pendapatan juga meningkat tajam menjadi US$3,02 miliar, menyebabkan rugi kotor sebesar US$99,51 juta, berbalik dari laba kotor US$12,84 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Beban operasional turut mengalami kenaikan, dengan beban penjualan mencapai US$33,61 juta, beban umum dan administrasi sebesar US$42,2 juta, serta beban keuangan naik menjadi US$107,8 juta. Di sisi lain, TPIA juga mencatat rugi dari instrumen derivatif sebesar US$4,06 juta dan rugi selisih kurs senilai US$9,39 juta.
Baca Juga: Laba Emiten Prajogo (PTRO) Merosot Meski Pendapatan Naik, Ini Pemicunya
Dari sisi neraca keuangan, total aset Chandra Asri per Juni 2025 mencapai US$10,38 miliar, hampir dua kali lipat dari US$5,65 miliar pada akhir 2024. Ekuitas perusahaan naik menjadi US$4,87 miliar, sementara total liabilitas meningkat menjadi US$5,51 miliar dari sebelumnya US$2,72 miliar.
TPIA tidak menjelaskan secara rinci komponen dalam pos keuntungan lain-lain yang menopang lonjakan laba. Namun, data ini menunjukkan peran signifikan faktor non-operasional dalam membalikkan kinerja keuangan perusahaan sepanjang enam bulan pertama 2025.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement