- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Strategi Diversifikasi Berbuah, PTRO Peroleh Kontrak Jumbo Rp70 Triliun
Kredit Foto: Petrosea
Emiten kontraktor pertambangan milik Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk. (PTRO), membukukan nilai kontrak senilai US$4,32 miliar atau sekitar Rp70,11 triliun hingga semester I/2025. Capaian ini menjadi rekor tertinggi perseroan dengan pertumbuhan 60% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$2,69 miliar.
Direktur Petrosea Ruddy Santoso menyampaikan, pencapaian tersebut menunjukkan keberhasilan strategi ekspansi organik dan diversifikasi basis pelanggan.
“Petrosea terus mendorong pertumbuhan organik melalui perolehan kontrak backlog, baik dari pelanggan yang sudah ada maupun dari pelanggan-pelanggan baru,” ujar Ruddy dalam paparan publik Petrosea, Senin (6/10/2025).
Baca Juga: Dua Pentolan Petrosea Borong Saham PTRO Senilai Total Rp6,5 Miliar
Menurutnya, langkah diversifikasi menjadi kunci dalam memperluas sumber pendapatan di luar sektor utama batu bara. Perseroan kini melayani berbagai industri, termasuk nikel, emas, tembaga, serta minyak dan gas.
Secara rinci, segmen batu bara thermal masih memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai kontrak dengan porsi 49%, diikuti oleh nikel 29%, batu bara metalurgi 15%, minyak dan gas 4%, serta emas dan tembaga 3%.
Meski masih dominan, kontribusi batu bara thermal menurun signifikan dibandingkan 71% pada semester I/2024, sejalan dengan strategi diversifikasi yang digencarkan perusahaan.
Ruddy menjelaskan, perseroan menerapkan price adjustment mechanism atau mekanisme penyesuaian harga dalam kontrak, guna menjaga stabilitas kinerja di tengah fluktuasi harga komoditas.
“Dengan mekanisme ini, exposure terhadap volatilitas harga komoditas dapat diminimalkan,” kata Ruddy.
Baca Juga: Emiten Prajogo Pangestu (PTRO) Siap Caplok Saham Perusahaan Konstruksi di Singapura
Selain fokus pada efisiensi, Petrosea juga meningkatkan porsi produk dan jasa bernilai tambah agar margin tetap terjaga di tengah perubahan pasar. Strategi tersebut dikombinasikan dengan pertumbuhan organik melalui kontrak baru serta inorganik lewat akuisisi strategis.
“Dengan kombinasi strategi pertumbuhan organik dan inorganik, ditambah disiplin dalam menjaga efisiensi serta manajemen risiko, perseroan optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan dengan margin yang sehat,” ujarnya.
Pencapaian kontrak jumbo tersebut menegaskan arah baru Petrosea yang tidak lagi hanya bergantung pada batu bara, tetapi mulai mengokohkan posisi di sektor pertambangan lain dan energi terintegrasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement