Kemudian agenda jangka panjang, yaitu meningkatkan produksi pertanian, ekspor tiga kali lipat, penurunan gagal panen sebesar lima persen, mendorong pertumbuhan petani milenial 2,5 juta orang.
Mentan Syahrul menerangkan, ekstensifikasi pangan di lahan rawa juga terus dikebut sambil mengoptimalkan lahan yang sudah ada atau sekitar 600 ribu hektare untuk 1,5 juta ton beras.
"Infrastruktur juga telah disiapkan guna mendukung strategi tersebut," paparnya.
Sementara itu, apabila ke depannya masih ada kendala Kementan juga telah menyiapkan cara bertindak (CB), di antaranya mengidentifikasi kembali lahan rawa.
Baca Juga: Akademisi UI: Ekspor Pertanian Berpotensi Meningkat Tajam
"Kita masuk ke Kalteng ada 160 ribu hektare lahan masih terbuka ini menjadi tantangan dan butuh intervensi, oleh sebab itu diperlukan transmigran petani yang siap bertani dalam berbagai kondisi," paparnya.
Selanjutnya, intervensi bahan pangan lokal, yaitu satu provinsi, satu panganan seperti sorgum, jagung, ubi kayu. Untuk itu, Kementan tengah menggelorakan program pekarangan pangan lestari.
"Sekarang sudah ada 3.836 kelompok ini yang sedang kita konsentrasikan, saya sedang mencari penambahan keuangan dengan berkoordinasi bersama Menkeu dan mitra lainnya," paparnya.
"Lalu cadangan beras dengan lumbung pangan masyarakat (LPM), kita berharap provinsi, kabupaten, kota, kecamatan memiliki LPM. Sampai sekarang ada 320 LPM yang siap menjadi sandaran saat kekeringan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: