- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Ekonomi Baru Pulih 2021, Gimana Strategi Investasi Biar Bisa Cuan saat Pandemi?
Secara fundamental pasar saham Indonesia masih menawarkan peluang yang menarik. Valuasi saat ini -1 standar deviasi dari periode 10 tahun terlihat sangat menarik. Disamping itu, memperhitungkan proyeksi pertumbuhan earnings tahun ini yang merupakan salah satu yang terendah di kawasan, dibandingkan dengan kinerja tahun berjalan IHSG per 3 Juni yang sudah turun - 21%, tampaknya potensi downside risk pasar saham Indonesia sudah semakin terbatas.
Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Andrian Tanuwijaya, menuturkan jika sama halnya dengan bursa saham global, penguatan pasar saham Indonesia juga didorong oleh optimisme investor terhadap pembukaan ekonomi secara bertahap. Tentu kemudian yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah seberapa cepat ekonomi dapat pulih setelah perekonomian kembali dibuka.
"Kami cukup meyakini bahwa Indonesia dengan konsumsi domestik yang menjadi kontributor utama ekonomi dapat mengalami pemulihan relatif lebih cepat. Atas dasar hal itu, saat ini keberhasilan penanganan COVID-19 benar-benar menjadi menjadi kunci utama kembalinya keyakinan investor di pasar saham,” katanya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (12/6/2020).
Baca Juga: Keceriaan Pasar Saham Bukan Hanya Eforia Semata
Dirinya pun memperkirakan earnings tahun 2021 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif dikarenakan low base effect di tahun 2020. Pertumbuhan earnings pada umumnya akan sejalan dengan pertumbuhan PDB, dan berdasarkan proyeksi baik lembaga internasional ataupun pemerintah Indonesia, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih di tahun 2021.
“Akan tetapi memang besaran dari tingkat pemulihan pertumbuhan ekonomi masih belum pasti, karena apa yang kita alami saat ini berkaitan dengan pandemi global, kejadian luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya di jaman modern. Tidak ada kejadian di masa lalu yang bisa dijadikan sebagai tolok ukur atau pembanding yang tepat untuk dapat mengevaluasi apa yang dialami saat ini,” ucapnya.
Baca Juga: Bakal Dikuasai Bank Asal Korea, Saham Bukopin Diburu Investor
Oleh sebab itu lanjut Andrian, memang agak sulit untuk dapat memproyeksikan besaran angka pertumbuhan laba perusahaan bukan hanya untuk tahun 2021, namun juga untuk tahun 2020 ini. “Kondisi ini sesungguhnya menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi investor di pasar saham,” imbuhnya.
Meskipun faktor ketidakpastian terkait dengan pandemi ini masih relatif tinggi, Ia mengungkapkan bahwa saat ini kondisi sudah jauh membaik jika dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu. Hal inilah yang mendasari penentuan strategi investasi kami, dimana secara bertahap penempatan portofolio dialokasikan kepada beberapa sektor siklikal seperti finansial & consumer discretionary yang selama tiga bulan terakhir mengalami tekanan akibat pandemi COVID-19.
“Di samping itu kami akan terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan pengelolaan investasi memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: