Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PSBB Dilonggarkan, 49% Masyarakat Optimis Pendapatannya Kembali Meningkat Enam Bulan ke Depan

PSBB Dilonggarkan, 49% Masyarakat Optimis Pendapatannya Kembali Meningkat Enam Bulan ke Depan Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia telah menerapkan pelonggaran pembatasan pada sebagian wilayah di Indonesia atau PSBB transisi, termasuk di DKI Jakarta. Menyambut hal tersebut, Ipsos, perusahaan riset pasar terbesar ketiga di dunia, melakukan survei untuk mengetahui perkembangan opini dan perilaku masyarakat Indonesia di era new normal. Adapun survei ini dilakukan Ipsos pada 500 responden warga Indonesia.

Sebagaimana diketahui, pandemi Covid-19 berdampak langsung terhadap pendapatan masyarakat Indonesia. Sebanyak 84% masyarakat Indonesia merasakan adanya penurunan pendapatan. Bahkan, 3 dari 10 orang mengaku pendapatan mereka berkurang lebih dari 50% dibanding sebelum pandemi ini.

Baca Juga: Covid-19 Bawa Berkah ke Mitra Keluarga, Pendapatannya Tembus Ratusan Miliar

Meski begitu, 49% masyarakat Indonesia optimis bahwa pendapatan mereka akan kembali meningkat dalam enam bulan ke depan, terlebih lagi pemerintah sudah menerapkan kebijakan-kebijakan pelonggaran pembatasan kegiatan perekonomian, re-opening economy.

Soeprapto Tan, Managing Director Ipsos in Indonesia, mengatakan bahwa akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada Kuartal I 2020 melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini karena menurunya permintaan domestik dan konsumen rumah tangga, serta rasio investasi yang rendah.

"Namun, ketika pemerintah mulai melakukan re-opening economy, baik sektor ritel maupun makro, kita bersama optimis akan ada perbaikan ekonomi, pendapatan masyarakat akan meningkat secara bertahap dalam 6 bulan ke depan," ujarnya di Jakarta, Kamis (25/6/2020).

Ilman Hasibuan, Head of Ipsos Strategy3 Indonesia, menambahkan, perekonomian Indonesia terlihat baik sejauh ini meskipun pandemi sedang berlangsung dan berbagai pembatasan diberlakukan di sejumlah wilayah.

"Kita akan melihat perekonomian pulih secara bertahap dalam 6 bulan. Kita setidaknya dapat melihat 80% kegiatan akan kembali seperti semula, tentu saja dengan menerapkan standar dan protokol baru untuk menjaga agar pandemi ini tetap terkendali," ucap Ilman.

Lain halnya dari segi kekhawatiran, hasil survei ini menunjukkan 86% masyarakat Indonesia masih memiliki kekhawatiran terhadap penyebaran Covid-19. Kendati demikian, mayoritas masyarakat Indonesia saat ini sudah mampu beradaptasi dengan rutinitas baru dan bergerak maju di era new normal.

Bahkan, hampir separuh masyarakat Indonesia mengaku pada bulan Juni–Juli mulai memberanikan diri, percaya, dan dapat merasa nyaman untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti makan di restoran atau café, mengunjungi rumah kerabat atau teman, menggunakan sarana transportasi umum, pergi ke acara pertemuan atau gathering, pergi ke pusat kebugaran atau gym.

Akan tetapi, untuk melakukan perjalanan dalam negeri atau domestik, mereka masih enggan dalam waktu dekat. Sebagian kecil akan melakukan perjalanan pada periode Augustus-Desember 2020 dan sebagian besar masih tidak nyaman untuk melakukan perjalanan bahkan hingga tahun depan.

Begitu pula dengan melakukan perjalanan ke luar negeri, 66% masyarakat Indonesia memilih untuk tidak pergi ke negara lain di tahun 2020 ini.

Adapun survei dilakukan secara online dengan jumlah responden 500 WNI berusia 18 tahun ke atas. Kriteria responden berdasarkan pada usia, jenis kelamin, dan status pernikahan digunakan untuk memastikan bahwa sampel tersebut mencakup distribusi populasi secara keseluruhan.

Ketepatan survei online diukur menggunakan interval yang kredibel. Dalam hal ini, hasil yang didapat akurat hingga kurang lebih 5 persen terhadap pandangan dan perspektif seluruh warga Indonesia berusia mulai 18 tahun ke atas (95% kepercayaan interval). Interval yang kredibel lebih luas di antara himpunan bagian populasi.

Survei ini juga dilakukan Ipsos bersamaan di negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan Vietnam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: