Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sentil Tengku Zul Cs, Orang PSI: Ustadz Gadungan Cuma Bikin Enek

Sentil Tengku Zul Cs, Orang PSI: Ustadz Gadungan Cuma Bikin Enek Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politisi PSI yang juga Intelektual Muda Nahdlatul Ulama (NU), Mohamad Guntur Romli mengkritisi beberapa ustad dadakan yang hanya menggoreng kecurigaan, kebencian dan adu domba antar umat.

Tulisan dengan judul 'Fenomena Ustadz Dadadakan', ia unggah dalam blog pribadinya.

"Tahu bulat digoreng dadakan enak, tapi ustadz-ustadz dadakan bikin enek. Apalagi ustadz-ustadz dadakan ini hanya mengoreng-goreng kecurigaan, kebencian dan adu domba umat beragama," kata Guntur, seperti dikutip, Rabu (8/7/2020).

Baca Juga: Makjleb, Ocehan Tengku Zul Diskak Orang Demokrat: Cerdas Dikitlah

Baca Juga: Isu Reshuffle Jokowi, Tengku Zulkarnain: Ibarat Kanker Stadium 4

Berikut tulisan lengkap Guntur Romli:

Ustadz Dadakan Antara Bahan Tertawaan dan Kejahatan

Kelakuan ustadz-ustadz dadakan bisa dijadikan bahan tertawaan, tapi juga bisa disebut sebagai kejahatan.

Maksudnya bagaimana?

Begini.

Mereka mengaku ustadz atau dipanggil ustadz atau dianggap ustadz, tapi keahlian dan pengetahuan mereka nol besar. Dalam ceramah-ceramahnya mereka melakukan kesalahan fatal, yang sudah seharusnya diselesaikan di tingkat raudhatul athfal (TK). Misalnya soal makhraj bacaan. Nahwu dan tashrif dasar mestinya sudah selesai di tingkat ibtidaiyyah. Tapi justeru ustadz-ustadz fiktif ini mendemonstrasikan kesalahan-kesalahan itu. Maka, bacaan mereka pun jadi bahan tertawaan.

Kalau tidak percaya putar saja video bacaan Quran Evie Effendi, Felix Siauw, Sugik Nur ke santri-santri ibtidaiyyah. Santri-santri itu akan tertawa. Kok bisa mereka dianggap ustadz atau dipanggil ustadz.

Tashrif ngawur ala Zulkarnain. Kata dia “Kafara yukaffiru kufran” padahal tidak ada wazn fa’ala yufa’-‘ilu, adanya fa’-‘ala yufa’i-‘ilu, ini tsulatsi mazid dengan tadh’if, kalau fi’il mudhari’nya yukaffiru maka fi’il madhi nya harusnya kaffara bukan kafara. Maka, susunan tashrif yang benar: kaffara yakaffiru takfiran. Kalau tashrif kafara tsulatsi mujarrad, jadinya susunannya kafara yakfuru kufran. Ini tashrif tingkat ibtidaiyah! Tertawa dong, salah fatal tingkat dasar begitu mengaku dirinya ustadz. Itu ustadz apaan? Bisa jadi ustadz gadungan. Atau disebut ustadz karena akun twitternya pakai kata ustadz. Atau akun FBnya berani-beraninya mencantumkan KH hahahaha…

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: