Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadapi New Normal, Setoran Modal Pemilik Bank Krusial

Hadapi New Normal, Setoran Modal Pemilik Bank Krusial Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar

Dari jumlah tersebut, bank dalam kepemilikan asing yang asetnya di atas Rp100 triliun, di antaranya Bank Danamon, CIMB Niaga, Maybank Indonesia, OCBC NISP, UOB Indonesia, PermataBank, dan MUFG Bank.

Eko mengungkapkan, ada 97% akuisisi bank dilakukan oleh investor asing, dan sisanya lokal. "Tidak jadi masalah karena investasi ke bank selalu jangka panjang, dibandingkan investasi di pasar modal berupa hot money yang mudah terbang. Lihat saja juga bank-bank BUMN yang go public kan sahamnya banyak dikuasai asing dan dividen yang dibayar juga terbang. Harus diatur pembagian dividen yang bisa dibawa ke luar negeri. Itu yang penting, jangan diskusi asing atau nonasing, lelah. Zaman sudah berubah," ucapnya.

Direktur Eksekutif Penelitian dan Pengaturan Perbankan OJK, Anung Herlianto pun mengungkapkan, peran serta komitmen kepemilikan modal perbankan nasional sangat dibutuhkan guna menjaga sustainabilitas atau keberlangsungan kinerja bank di tengah tekanan pandemi Covid-19. Menurutnya, di tengah kondisi saat ini, pemilik modal harus senantiasa berkomitmen menjaga kesehatan bank, tak peduli dari asing maupun dalam negeri.

"Kita memonitori dua risiko ini saja risiko likuiditas risiko kredit dan bantalan yang cukup memadai dari sisi CAR. Oleh karena itu, peran kepemilikan modal sangat diperlukan dalam kondisi krisis saat ini," kata Anung.

Sementara itu, ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk, Ryan Kiryanto menuturkan, capital sangat penting buat bank di tengah pandemi yang belum diketahui ujungnya hingga kini. Dengan modal yang cukup, bank bisa lebih kuat lagi dalam mendukung operasionalnya. Apa lagi di tengah kondisi seperti saat ini.

Ada dua cara yang bisa dilakukan bank untuk menjaga kecukupan modalnya, bisa lewat suntik modal langsung dari pemegang saham pengendali atau bisa juga dengan tidak membagikan dividen. "Perbankan harus 'lari maraton' dalam jangka panjang ini untuk bertahan. Sampai kita benar-benar tahu kapan produksi vaksin dan pendistribusiannya," jelas Ryan.

Ia melihat Capital Adequacy Ratio (CAR) secara industri sejauh ini sudah menurun dari 23% ke level 21% hingga Maret 2020. Artinya, sejauh ini telah banyak bank mengeluarkan dana pencadangannya. Bank pun saat ini tidak hanya harus menjaga kualitas asetnya, tapi juga likuiditasnya. Sehingga penting bank-bank menjaga kecukupan modalnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: