Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Kecewa Berat atas Penanganan Covid-19: Indonesia Banci

Pakar Kecewa Berat atas Penanganan Covid-19: Indonesia Banci Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah mencatat kasus pasien positif Covid-19 mencapai 109.936 orang, Sabtu (1/8/2020). Jumlah tersebut meningkat 1.560 orang dari hari sebelumnya.

Sementara jumlah pasien positif Covid-19 yang sudah sembuh totalnya mencapai 67.919 orang. Jumlah tersebut bertambah 2.012, sedangkan pasien yang meninggal bertambah sebanyak 62 orang. Dengan begitu total pasien meninggal karena virus corona mencapai 5.193 orang.

Kepala Departemen Epidemiologi FKM UI, Tri Yunis Miko Wahyono menyesalkan penanganan pandemi Covid-19 yang telah dilakukan pemerintah. Ia memperkirkan bahwa jumlah kasus Covid-19 akan terus bertambah.

Baca Juga: Anies Sesumbar Kapasitas Lab DKI Jakarta 4 Kali Lipat Standar WHO

"Jadi kalau tidak dilakukan apa-apa, PSBB juga PSBB banci gitu," kesal Miko saat dihubungi.

Miko juga menyesalkan langkah Pemprov Jawa Timur yang tidak memperpanjang PSBB. Padahal, lanjut dia, kasus Covid-19 di Jatim masih tinggi.

"Itu Jatim juga tidak PSBB, itu kenapa? Enggak ada yang berhentiin. Jadi kalau enggak berhenti, ya tidak akan berhentilah dia (kasus Covid-19)," kata Miko.

Miko menegaskan, selama tidak ada langkah tegas dalam penanganan Covid-19, maka Indonesia tidak akan pernah sampai pada puncak pandemi Covid-19.

"Ya (ini) belum (puncak). Karena di Indonesia semua provinsi itu bebas. (Masih zona merah) mau new normal, itu gila betul. Merah pun bebas. Ya inilah bancinya Indonesia. Harus merah enggak boleh new normal," tegas dia.

Miko menerangkan bahwa PSBB transisi fase I dan PSBB transisi fase II merupakan kebijakan yang hampir sama. Seharusnya, pemerintah melakukan PSBB saja guna membatasi aktivitas masyarakat di luar rumah.

"Itu hampir mirip saja karena sosial distancing sedang, belum berat. Karena belum lockdown," ujarnya.

Cuma Vaksin yang Bisa Hentikan Pandemi Covid-19

Menurut Miko, pemerintah hanya bisa menghentikan laju pandemi Covid-19 setelah ditemukannya vaksin Covid-19. Padahal, sambung dia, vaksi Covid-19 baru diperkirakan bisa diproduksi pada Agustus tahun depan.

"Sampai vaksin di Indonesia ada, katanya dengan vaksin Sinovac yang bekerja sama dengan Bio Farma ini akan menghasilkan vaksin pada Juli sampai Agustus," beber dia.

Miko berharap, pemerintah tak buru-buru melakukan new normal atau kenormalaan baru di zona merah sebelum adanya vaksin Covid-19 yang saat ini masih tahap uji klinis.

"Masih satu tahun lagi, yang merah harusnya jangan melakukan new normal. Pemerintah harus jangan normal," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: