Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resep Penangkal Resesi ala Jokowi: Genjot Belanja!

Resep Penangkal Resesi ala Jokowi: Genjot Belanja! Kredit Foto: Antara/Budi Candra Setya
Warta Ekonomi, Jawa Barat -

Presiden Joko Widodo optimis pertumbuhan kuartal ketiga 2020 akan lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Optimisme ini didasari sejumlah langkah yang telah dilakukan pemerintah untuk menggerakkan sektor perekonomian.

Diketahui Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi terkontraksi atau minus-5,32% di kuartal II tahun ini merupakan yang terdalam sejak kontraksi yang terjadi kuartal I-1999. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi minus -6,13%.

"Kuartal kedua kita sudah masuk ke minus 5,32%. Ini hati-hati, tetapi saya optimis di kuartal ketiga kita akan lebih baik dibandingkan kuartal kedua. Kita ingin tumbuh positif, tetapi ini perlu kerja keras," kata Jokowi saat mengadakan kunjungan kerja ke Jawa Barat pada Selasa (11/8/2020).

Baca Juga: Masuk Resesi atau Tidak, Jokowi: Kuncinya di Kuartal III-2020

Baca Juga: Depresi Besar Bisa Terulang, Indikatornya Sudah Terlihat

Jokowi mengatakan meski terkontraksi, yang dialami Indonesia tidak separah negara-negara lain di dunia. Negara-negara yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif lebih dalam antara lain Amerika Serikat-9,5%, Prancis -19% ,Italia -17,3%, dan Jerman -11,7%.

Jokowi menegaskan bahwa pemerintah berupaya keras untuk membawa pertumbuhan ekonomi agar tidak negatif di kuartal III-2020 untuk mencegah resesi. Ia menuturkan strategi utama dalam mempercepat pemulihan ekonomi adalah melalui percepatan belanja kementrian/lembaga.

"Kuncinya ada di Juli, Agustus, dan September. Agar kita tidak masuk ke dalam kategori resesi ekonomi. Untuk itu saya minta kepada gubernur, bupati, dan wali kota agar belanja dari APBD disegerakan untuk direalisasikan. Secara nasional saya masih melihat anggaran itu masih ada di bank. Masih sekitar Rp170 triliun di bank, artinya penggunaannya masih butuh kecepatan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: