Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Kebut Infrastruktur untuk Amankan Pasokan Energi

Pertamina Kebut Infrastruktur untuk Amankan Pasokan Energi Kredit Foto: Pertamina

Pandemi Covid-19 ini juga mendorong Pertamina mempercepat inovasi di bidang energi. Pertamina telah menetapkan pengembangan energi baru terbarukan untuk mewujudkan green energy untuk mendukung Indonesia sehat, bersih, dan, ramah lingkungan.

Sebagai pilot project, Pertamina telah berhasil memproduksi 1.000 barel per Green Diesel (D-100) di Kilang Dumai dengan Cetane Number 78, lebih tinggi dibandingkan produksi perusahaan migas dunia. Inovasi Green Energy terus dikembangkan dengan target 6.000 barel per hari pada Biorefinery Cilacap serta 20.000 barel per hari di Biorefinery Plaju dengan 100% berbahan baku minyak nabati.

Baca Juga: Pertamina-Kemendagri Bangun 4.308 Pertashop se-Indonesia

Keberhasilan D100 tak lepas dari sinegri Pertamina bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah berhasil mengembangkan inovasi katalis merah putih sebagai bahan utama dalam pengolahan green energy. Inovasi ini terus dikembangkan bersama sinergi BUMN untuk mewujudkan pabrik katalis merah putih pertama di Indonesia.

Melalui sinergi BUMN, Pertamina juga berinovasi melakukan regasifkasi batu bara menjadi DME (Dimetil Eter) serta Methanol untuk mendukung produksi LPG dalam negeri. Pertamina mengalokasikan investasi sekitar US$2,5 miliar untuk membangun pabrik DME di 4 lokasi sehingga bisa kebutuhan LPG dari dalam negeri tidak tergantung impor.

Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai, sudah banyak capaian positif yang diraih Pertamina. Di bawah Nicke, Pertamina tetap berkinerja baik meski dihadang pandemi Covid-19 dan pelemahan ekonomi. Juga, berhasil menyelesaikan program penting dengan capaian yang positif.

Sepanjang 2019 saja, Pertamina melalui anak usahanya PHE Jambi Merang telah menyelesaikan survei seismik laut regional 2D di wilayah terbuka sepanjang 23.063 km yang merupakan survei seismik terbesar di Asia Pasifik dan diharapkan bisa mendapatkan giant discovery.

Sektor hilir juga berhasil dengan program BBM Satu Harga yang sudah mencapai 161 titik daerah 3T di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, program biosolar juga telah dilaksanakan dengan maksimal bahkan saat ini sudah mencapai B30 dimana lebih cepat dari target yang ditetapkan.

Mamit menambahkan, Pertamina berhasil membangun infrastruktur di Indonesia Timur seperti 21 lokasi storage TBBM, 8 storage LPG, dan 7 storage avtur yang bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan energi di wilayah Timur Indonesia. Juga, tetap menjalankan program GRR dan RDMP yang di tugaskan oleh Pemerintah.

Selain itu, sejak Maret 2019, Pertamina berhasil untuk menghentikan impor Avtur dan April 2019 bisa menghentikan impor solar. Pertamina juga mampu menurunkan impor sejumlah 35 persen sehingga mengurangi defisit transaski berjalan sektor migas yang selama ini cukup besar selisihnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: