Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan bahwa jika ada pihak yang menyebut soal islamphobia, maka artinya dia merupakan pihak yang kalah.
"Dulu sampai akhir 70-80 malu-malu. Pakai jilbab jarang. Sekarang semua pakai jilbab. Tidak ada sekali lagi islamophobia saat ini. Kalau ada yang bilang, itu pihak yang kalah saja. Karena yang diserang mereka juga memperjuangkan Islam," katanya dalam siaran pers, Selasa (18/8/2020).
Baca Juga: Mahfud MD: Peraih Bintang Mahaputera Berhak Dikuburkan di TMP
Baca Juga: Mahfud Preteli Dosa-dosa Djoko Tjandra, Harus Dihukum Berat!
Menurut dia, Islam di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan berjalannya waktu. "Lambat laun, Islam mulai mendapat tempat. Hingga kini, pemeluknya bebas mendapat hak yang setara dan bahkan menempati berbagai posisi penting di republik ini," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa di awal kemerdekaan banyak umat Islam tidak diberi peran oleh pemerintah. Namun, hal tersebut berbeda di masa sekarang.
"Awal kemerdekaan, mau jadi tentara nggak boleh. Tapi sekarang, semua berubah. Makanya salah kalau orang menyebut ada islamophobi," katanya.
Lanjutnya, ia mengatakan bahwa Indonesia tidak ada larangan kegiatan keagamaan bagi umat Islam.
"Di kantor polisi ada pengajian, Kapolresnya pintar ngaji, pintar dakwah. Di kantor TNI juga demikian. Di kampus-kampus, Islam sudah terang-terangan," katanya.
Menurutnya, ajaran Islam Wasathiyah cocok diterapkan saat ini. "Memang perlu disebarluaskan wacana keilmuwan Islam Wasathiyah. Islam jalan tengah. Yang tidak ekstrim ke kanan dan ke kiri. Ya inilah yang cocok bagi bangsa Indonesia," katanya.
"Jalan tengah ini telah dirumuskan tokoh Islam yang tergabung dalam BPUPKI. Mereka menisbikan Islam di Indonesia adalah moderat, karenanya tidak memaksakan untuk mendirikan negara Islam," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil