Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lintasi Langit Suriah, Begini Nasib Sepasang Drone AS

Lintasi Langit Suriah, Begini Nasib Sepasang Drone AS Kredit Foto: US Navy/Chad Slattery
Warta Ekonomi, Idlib -

Sepasang drone milik Amerika Serikat (AS) jatuh setelah bertabrakan di langit Suriah, menghancurkan kedua pesawat tersebut seperti dilaporkan oleh Military Times. Penyebab dan kondisi pasti dari drone yang hancur tersebut masih belum jelas, meninggalkan rumor yang beredar.

Seorang pejabat pertahanan anonim mengatakan kepada Military Times tabrakan diduga terjadi di provinsi Idlib pada Selasa kemarin. Meskipun menjelaskan secara rinci, ia menolak mengkonfirmasi apa yang menyebabkan kecelakaan atau jenis drone yang terlibat dalam kecelakaan itu.

Baca Juga: Korut Simpan 60 Bom Nuklir dan 5.000 Ton Senjata Kimia, AS Panik!

"Apakah pesawat itu ditembak selama insiden itu juga tidak diketahui," kata pejabat itu seperti dikutip Russia Today dari Military Times, Rabu (19/8/2020).

Foto dan video yang beredar di dunia maya menunjukkan puing-puing peszawat yang jatuh dari langit dan puing-puing terbakar di tanah. Foto dan video itu menunjukkan bahwa setidaknya salah satu dari pesawat nirawak itu adalah drone jenis MQ-9 Reaper Amerika, yang digunakan untuk misi pengawasan dan bersenjata.

Namun, tanpa penjelasan resmi atas insiden tersebut, spekulasi tersebar luas di media sosial, dengan beberapa menyebut drone ditembak jatuh oleh militan yang didukung Turki, sementara yang lain menyatakan bahwa drone Rusia telah jatuh, meskipun laporan Military Times menyebut kedua pesawat tersebut sebagai mikik AS.

Tabrakan yang dilaporkan terjadi beberapa hari setelah serangan AS yang menewaskan pelatih jihadis yang berbasis di Idlib, Abu Yahyah al-Uzbeki, yang diduga bekerja sama dengan kelompok Hurras ad-Din yang terkait dengan al-Qaeda.

Serangan itu diyakini telah menggunakan rudal R9X Hellfire, amunisi non-ledakan khusus yang melepaskan enam bilah seperti pedang sebelum benturan --yang dijuluki sebagai "bom ninja".

Meskipun Damaskus telah berulang kali mengecam kehadiran tentara Amerika di Suriah sebagai tindakan ilegal dan melanggar kedaulatan negara, Washington melanjutkan operasi militer di beberapa wilayah, melakukan serangan terputus-putus di sekitar Idlib dan menyematkan tentara dengan kelompok proxy Arab dan Kurdi di selatan dan timur laut.

Didukung oleh Pentagon selama perang Suriah, faksi-faksi yang dipimpin Kurdi sekarang mengendalikan sumber minyak yang berharga, dengan rencana AS untuk melatih 2.200 orang "penjaga ladang minyak" di wilayah Hasakah, menurut laporan Inspektur Jenderal baru-baru ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: