Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menlu RI Sambangi China Sambil Bawa-bawa Masalah Ini

Menlu RI Sambangi China Sambil Bawa-bawa Masalah Ini Kredit Foto: Reuters/Anton Vaganov
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dan Menteri BUMN, Erick Thohir diketahui telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi. Isu soal vaksin Covid-19 menjadi salah satu fokus pertemuan yang berlangsung di Hainan, China itu.

Retno menuturkan, ada empat hal yang menjadi fokus pembicaraan dengan Wang Yi. Pertama, komitmen kedua negara untuk terus memperkokoh kerja sama bilateral berdasarkan asas saling menghormati dan saling menguntungkan.

Baca Juga: Seluruh Rakyat Australia Dipastikan Dapat Vaksin Covid-19

Kedua, komitmen kedua negara untuk terus menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. Ketiga, jelas Retno, adalah komitmen untuk meningkatkan kerjasama di bidang vaksin.

"Dalam pertemuan tadi, Indonesia menyampaikan mengenai pentingnya jumlah vaksin yang memadai, tepat waktu, aman, dan dengan harga yang terjangkau," ucap Retno saat menggelar konferensi pers virtual pada Kamis (20/8/2020).

"Indonesia melihat adanya komitmen kuat dari sejumlah industri farmasi China untuk melakukan kerja sama vaksin dengan Indonesia, dan kami juga melihat komitmen pemerintah China untuk mendukung kerjasama tersebut," sambungnya.

Hal keempat adalah Indonesia dan China juga terus memiliki tekad kuat untuk memperkokoh kerjasama ekonomi selama dan paska pandemi, termasuk di bidang perdagang. Di mana, Retno menyebut, Indonesia terus berupaya untuk menurunkan angka defisit perdagangan.

Retno menuturkan, selain bertemu Wang Yi, dia dan Erick juga melakukan pertemuan dengan industri Farmasi yaitu dengan Sinovac, Sinopharm dan CanSino serta dengan China Railway. Retno menyebut, dengan Sinovac, dia dan Erick menyaksikan penandatangan perjanjian antara BioFarma dan Sinovac untuk memperkuat kerjasama vaksin.

"Ada dua dokumen yang ditandatangani antara Sinovac dan BioFarma Yang pertama adalah Preliminary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Product of Covid 19 Vaccine - Yang menyepakati komitmen ketersediaan supply bulk vaksin hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021," ucapnya.

"Dokumen yang kedua, yang ditandatangani oleh Sinovac dan BioFarma adalah MoU untuk komitmen Kapasitas Bulk Vaccine 2021 --dimana Sinovac akan memberikan prioritas kepada Biofarma untuk supply bulk vaksin setelah Maret 2021 hingga akhir tahun 2021. Ini adalah kerja sama yang cukup panjang antara Bio Farma dan Sinovac," ujarnya.

Dia kemudian mengatakan, juga melakukan pembicaraan penjajakan kerja sama vaksin dengan industri farmasi lain di China, antara lain dengan Sinopharm dan CanSino.

Selain itu, Retno mengatakan, Indonesia juga terus lakukan komunikasi dengan beberapa pihak lainnya juga, di luar China dengan pemikiran untuk memperoleh hasil yang lebih baik, di tengah kompetisi yang sangat ketat di antara negara-negara dunia.

"Saya perlu tekankan lagi bahwa secara simultan, pengembangan vaksin mandiri yaitu vaksin merah putih juga terus dikembangkan untuk tujuan jangka panjang kemandirian vaksin nasional," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: