Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

SMRC: Mayoritas Warga Menganggap Berat Biaya Pendidikan Online

SMRC: Mayoritas Warga Menganggap Berat Biaya Pendidikan Online Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mayoritas warga di Indonesia menganggap berat biaya sekolah/kuliah online. Hanya 6% dari warga yang mempunyai anggota keluarga yang sekolah atau kuliah secara online yang menganggap tidak berat membiayai kuliah/sekolah secara online.

Sementara itu, sekitar 26% menyatakan sedikit berat dan mayoritas (67%) merasa sangat/cukup berat membiayai sekolah/kuliah online.Temuan itu disampaikan oleh Manajer Kebijakan Publik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Tati Wardi, Ph.D, saat mempresentasikan hasil survei nasional SMRC pada Selasa, (18/8/2020), di Jakarta.

Baca Juga: Hasil Survei SMRC, Buset!! Banyak Banget Masyarakat yang Minta New Normal

Survei nasional SMRC tersebut dilakukan pada 5-8 Agustus 2020 dengan melibatkan 2201 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei diperkirakan +/-2.1%. Menurut Tati, temuan ini penting diperhatikan pemerintah karena kondisi ini berpotensi mengganggu pencapaian yang diharapkan pemerintah melalui penerapan kegiatan pembelajaran jarak jauh.

"Pembelajaran secara daring ini tentu harus diterapkan pemerintah. Namun, pemerintah perlu memperhatikan secara serius beban yang dihadapi masyarakat, terutama bila kebijakan ini masih akan terus dilanjutkan," ucapnya.

Survei nasional ini juga menunjukkan mayoritas warga atau sekitar 70% mempunyai setidaknya satu anggota keluarga yang masih sekolah/kuliah. Dari 70% warga tersebut, sekitar 87% menyatakan bahwa sekolah/kuliah online (belajar jarak jauh) dilakukan oleh semua atau sebagian dari anggota keluarga yang masih sekolah/kuliah.

Menurut Tati, warga yang di dalam keluarganya terdapat anggota keluarga yang masih sekolah atau kuliah dan warga yang menyatakan masih sekolah/kuliah inilah yang terkena beban dari belajar secara daring.

"Survei SMRC juga menunjukkan, anggapan bahwa biaya pendidikan online sangat/cukup berat ini berkorelasi dengan tingkat pendidikan dan pendapatan," tegasnya.

Bila dilihat dari latar belakang pendidikan, makin tinggi pendidikan seseorang makin rendah kecenderungannya untuk menyatakan sangat/cukup berat membiayai pendidikan online. Terdapat sekitar 72%-73% warga yang berpendidikan SD dan SMP yang menganggap biaya pendidikan online sangat/cukup berat.

Namun, hanya 63% warga berpendidikan SMA dan 57% warga berpendidikan PT yang beranggapan demikian. Begitu juga bila dilihat dari pendapatan, makin tinggi pendapatan seseorang makin rendah kecenderungannya untuk menyatakan sangat/cukup berat membiayai pendidikan online.

Terdapat 80% warga berpendapatan maksimal Rp1 juta/bulan yang menyatakan sangat/cukup berat membiayai pendidikan online; 73% warga berpendapatan antara Rp1-2 juta/bulan; 62% warga berpendapatan Rp2-4 juta; dan hanya 50% warga berpendapatan lebih dari R4 juta/bulan yang beranggapan demikian.

"Jadi, terlihat sekali bahwa pendidikan jarak jauh ini membawa dampak serius terutama pada kalangan status sosial ekonomi lebih rendah," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: