Pengamat Bilang Israel Pasti Dekati Negara Arab Lainnya Karena...
Pengamat Timur Tengah Yon Machmudi mengungkapkan strategi yang digunakan Israel dalam mendapatkan pengakuan negara-negara Arab setelah melakukan perjanjian menormalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA).
Dengan pengakuan ini, menurut dia, Israel dapat memastikan negara-negara Arab tidak akan menggugat isu Palestina.
Baca Juga: Israel Geram & Bombardir Gaza 10 Hari Berturut-Turut Gara-Gara...
"Pendekatan Israel kemudian akan mendekati satu-satu negara. Yang pertama adalah negara yang berdampak secara keamanan (bagi Israel). Mesir sudah normalisasi, Jordan sudah. Karena dampak konflik itu negara tetangga itu riskan dari segi keamanan (bagi Israel). Mesir menyisakan Semenanjung Sinai yang kemudian menjadi wilayah tidak bertuan dan juga banyak melibatkan agen-agen Israel dalam persoalan dalam negeri Mesir," ungkap Yon dalam siaran pers, Minggu (23/8/2020).
Direktur Eksekutif Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institute ini mengakui bahwa normalisasi hubungan antara Israel dengan UEA tersebut sebagai salah kemenangan Israel yang menunjukkan kekuatan Israel kini semakin besar.
"Ketika negara-negara di Teluk melihat Israel ini secara de facto telah berkembang menjadi kekuatan besar di kawasan, secara ekonomi dan keamanan pertahanan menjadi kekuatan besar, tentu pendekatan (mereka) tidak bisa terus-menerus berlawanan (terhadap Israel)," ucapnya.
Lebih lanjut, Kepala Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (PSKTTI UI) ini menjelaskan, adanya normalisasi antara negara-negaea Arab dengan Israel tersebut kemungkinan karena didukung oleh Amerika Serikat (AS).
"Tidak bisa dipungkiri juga kehadiran Amerika membawa pesan, membawa misi, tidak sekadar mengamankan jalur distribusi minyak dan memastikan negara-negara yang memproduksi itu rezim yang friendly terhadap Amerika tetapi juga membawa misi untuk kepentingan Israel yang dalam beberapa kasus kita bisa lihat Amerika ketika voting di Dewan Keamanan PBB selalu memberikan hak vetonya ketika itu menyangkut masalah sanksi terhadap Israel," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: