Selain itu, dokumen berisi seruan bagi penyelidikan independen terhadap penyebab ledakan bahan peledak dalam jumlah besar, yang disimpan secara tidak aman di pelabuhan selama bertahun-tahun.
Macron mengunjungi Beirut tak lama setelah ledakan itu dan menjelaskan bahwa bantuan keuangan tidak akan diberikan kepada Lebanon jika negara itu tidak memberlakukan reformasi untuk mengatasi pemborosan, korupsi dan kelalaian.
"Sejak itu, Macron telah menelepon sejumlah para pemimpin politik utama di bawah sistem pembagian kekuasaan sektarian negara itu," kata seorang sumber politik Lebanon.
Macron dijadwalkan kembali berkunjung ke Beirut pada 1 September. Peta jalan itu dapat memperdalam peran Prancis di Lebanon, negara bekas koloninya.
Makalah tersebut menyatakan bahwa Paris akan memainkan peran besar dalam membangun kembali pelabuhan Beirut dan meningkatkan perawatan kesehatan.
Menurut dokumen, Pemerintah Prancis akan mengirim tim dari kementerian keuangan dan bank sentral untuk mendukung audit keuangan. Selan itu, juga disebutkan bahwa Prancis bersama Uni Eropa akan membantu Lebanon mempersiapkan penyelenggaraan pemungutan suara parlemen dini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: