Menteri BUMN Erick Thohir buka suara terkait kerugian yang dialami PT Pertamina (Persero) pada semester I-2020 sebesar US$767,92 juta atau sekitar Rp11,13 triliun (kurs Rp 14.500/US$).
Erick pun membandingkan kerugian tersebut dengan perusahaan minyak dan gas dunia. Menurut dia, kerugian pertamina masih kecil jika dibandingkan dengan Exxon dan Eni (Eni S.p.A, perusahaan migas multinasional Italia).
Baca Juga: Meski Merugi, Erick Thohir Ogah Rombak Kursi Direksi Pertamina
Baca Juga: Blunder Ahok & Pertamina: Makian Warganet hingga Suara Pengamat
“Kalau Pertamina kan ruginya kelihatan. Kalau kita bandingkan dengan Exxon dengan Eni, jauhlah kita. Perusahaan-perusahaan yang lain itu jauh lebih rugi,” katanya usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Kamis (27/8).
Lanjutnya, ia menjelaskan Pertamina rugi disebabkan adanya penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Sambungnya, dengan kurs dolar yang terus meningkat, dan Pertamina harus menjual BBM subsidi, maka tentunya akan ada kerugian besar yang ditanggung.
“Khususnya buat Pertamina kan satu, karena kurs. Ya, kursnya kan sempat naik waktu itu. Kedua, juga waktu itu Pertamina beli minyak yang sebelumnya. Berarti waktu sebelumnya tiga bulan terus dijual dengan harga subsidi yang ini, ya pasti langsung kena,” beber Erick.
Terkait itu, Erick pun memastikan tidak akan merombak jajaran direksi dan komisaris Pertamina, termasuk posisi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dipastikan aman.
Ia meyakini jajaran direksi saat ini sedang berupaya mencari jalan keluar. “Saya prinsipnya angkat direksi jangan diganti-ganti.” Katanya.
Tambahnya, “Kan, saya di awal sudah bilang selama KPI-nya tercapai, terus dibilang Pak Erick pilih kasih main pecat-pecat saja, enggak lho,” ujar Erick.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil