Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dikuasai Asing, Gimana Nasib 6 Bank Nasional Ini Sekarang?

Dikuasai Asing, Gimana Nasib 6 Bank Nasional Ini Sekarang? Kredit Foto: Sufri Yuliardi

3. Bank Agris - Industrial Bank of Korea (2019)

Sejak diakuisisi pada tahun 2019 lalu, porsi kepemilikan saham Industrial Bank of Korea dalam Bank Agris atau yang saat ini berubah nama menjadi PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) mencapai 97,50%, setara lebih dari 10,95 miliar saham.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, per Maret 2020 IBK Indonesia mengantongi pendapatan bunga bersih sebesar Rp48,34 miliar, menurun dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp31,15 miliar. Bersamaan dengan itu, beban operasional selain bunga bersih membengkak signifikan dari Rp39,96 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp224,31 miliar pada tahun 2020.

Alhasil, sampai dengan Maret lalu, IBK Indonesia membukukan rugi operasional sebesar Rp175,98 miliar, jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya Rp8,81 miliar. 

Baca Juga: Kolaborasi Bank Mega Syariah-Masjid Istiqlal Luncurkan E-Istiqlal

Kemudian, kerugian laba tahun berjalan yang dimiliki IBK Indonesia meningkat dari Rp9,16 miliar menjadi Rp168,61 miliar. Dari pos aset, IBK Indonesia mencatatkan kenaikan tipis dari Rp6,42 triliun menjadi Rp6,65 triliun dengan total ekuitas pada periode tersebut sebesar Rp1,16 triliun.

Saham bersandi AGRS ini mengalami kenaikan harga hingga 38,52% secara year to date. Tren kenaikan paling tinggi terjadi dalam tiga bulan terakhir yang angkanya menembus 32,62%. Meski begitu, pergerakan saham AGRS selama pekan ini terpantau fluktuatif dengan kecenderungan tertekan.

Saham AGRS pada Januari 2020 lalu bertengger di kisaran Rp150 per saham. Nilainya terus menurun pada periode Juni 2020 hingga ke harga Rp96 per saham. Sepanjang hari ini, saham AGRS bergerak di zona merah dengan capaian level terendah di Rp185 per saham. Pada penutupan sesi I, saham AGRS memerah 3,61% ke level Rp187 per saham.

Jika dilihat secara tahun ke tahun (yoy), saham AGRS mengalami penurunan sebesar -13,51% dari Rp208 per saham pada 28 Agustus 2019 menjadi Rp192 per saham pada 28 Agustus 2020.

4. Bank Dinar Indonesia - APRO Financial (2018)

Bank Oke yang dulunya bernama PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) saat ini sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing, yaitu APRO Financial Co.Ltd. Perusahaan pembiayaan asal Korea Selatan itu tercatat menguasai 92,50% atau lebih dari 8,21 miliar saham Bank Oke. 

Bank Oke pada paruh pertama tahun ini terbilang positif. Hal itu tercermin dari pertumbuhan laba tahun berjalan sebesar 46,93% dari Rp5,15 miliar pada semester I 2019 menjadi Rp9,71 miliar pada semester I 2020. Capaian tersebut diikuti oleh pertumbuhan kredit secara tahunan sebesar 18,75% menjadi Rp3,78 triliun. Sejalan dengan itu, DPK Bank Oke juga bertumbuh positif hingga 26,09% menjadi Rp2,53 triliun. 

Sampai dengan Juni 2020, restrukturasi Bank Oke tercatat sebesar Rp1,2 triliun dengan rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di rasio 3,10%. Direktur Kepatuhan Bank Oke, Efdinal Alamsyah, memprediksikan pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini mencapai 25%. 

Baca Juga: Semester I 2020, Amar Bank Bukukan Aset Rp3,1 Triliun

"Target pertumbuhan kredit kami tahun ini adalah 25% secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi mungkin masih berat, cuma sekitar 5%. Namun, segmen pasar kami masih cukup baik untuk terus meningkatkan fungsi intermediasi," imbuhnya dikutip dari Bisnis Indonesia.

Berbeda dengan saham tiga bank nasional sebelumnya, pergerakan saham DNAR justru tidak mengalami kenaikan signifikan. Secara ytd, kenaikan harga saham DNAR hanya sebesar 1,69%. Namun, jika dilihat dalam tiga bulan terakhir, harga saham DNAR terdongkrak hingga 37,14%.

Harga saham DNAR pada awal tahun berada di kisaran Rp240 per saham. Harganya sempat anjlok parah pada Februari hingga jatuh ke kisaran Rp165 per saham. Setelah sempat naik ke Rp270-an, harga saham DNAR kembali anjlok pada Juni ke kisaran Rp120 per saham. Tidak ada pergerakan saham DNAR sepanjang hari ini sehingga harganya stagnan di angka Rp240 per saham.

Jika dilihat secara tahun ke tahun (yoy), saham DNAR mengalami penurunan sebesar -11,76% dari Rp272 per saham pada 28 Agustus 2019 menjadi Rp240 per saham pada 28 Agustus 2020.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: