Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dikuasai Asing, Gimana Nasib 6 Bank Nasional Ini Sekarang?

Dikuasai Asing, Gimana Nasib 6 Bank Nasional Ini Sekarang? Kredit Foto: Sufri Yuliardi

5. Bank Danamon - Mitsubishi UFJ (2017)

Mayoritas saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) saat ini dikuasai oleh asing, yakni The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd (MUFG). Sampai dengan saat ini, porsi kepemilikan MUFG dalam Bank Danamon mencapai 92,47% atau setara dengan 9,04 miliar saham. 

Menilik kinerja keuangan perusahaan, Bank Danamon membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp845 miliar pada semester pertama 2020. Angka ini turun 53% bila dibandingkan dengan periode semester I-2019 yang tercatat Rp1,81 triliun.

Sementara itu, total portofolio kredit dan trade finance Bank Danamon tercatat sebesar Rp142,7 triliun pada akhir Juni 2020 atau semester I 2020. Angka ini turun 4% bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp148,2 triliun. Adapun rasio kredit bermasalah pada periode tersebut juga mengalami peningkatan, yakni dari 3,2% menjadi 4,1%. 

Di samping itu, Bank Danamon berhasil memperkuat pendanaan yang ditunjukkan oleh pertumbuhan 14% dibandingkan tahun sebelumnya pada giro dan tabungan (Current Account and Savings Account/CASA) menjadi Rp62,1 triliun sehingga rasio CASA meningkat menjadi 53,2% dari 46,4% pada periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Per Semester I-2020, Danamon Salurkan Kredit Rp142,7 Triliun

"Bank Danamon menjaga penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kualitas aset melalui pelaksanaan prosedur penilaian risiko, serta proses collection dan recovery kredit yang disiplin. Bank Danamon terus menjaga pencadangan yang cukup dan saat yang sama membantu nasabah yang terdampak Covid-19 melalui restrukturisasi kredit," imbuh Danamon melalui siaran resminya di Jakarta, Selasa (4/8/2020).

Kinerja saham BDMN terpantau mengalami tren melemah sejak awal tahun ini. Secara ytd, saham BDMN terkoreksi hingga 30,63%. Asal tahu saja, pada Januari 2020, harga saham BDMN berada di kisaran Rp3.950 per saham. 

Sejak itu, harga saham BDMN terus merosot hingga akhirnya pada Mei 2020 anjlok ke kisaran Rp1.675 per saham. Koreksi saham tersebut masih berlanjut sampai pekan ini, di mana saham BDMN melemah 1,08% dalam lima hari perdagangan terakhir. Siang ini, saham BDMN stagnan dan parkir di level Rp2.740 per saham.

Jika dilihat secara tahun ke tahun (yoy), saham BDMN mengalami penurunan sebesar -45,07% dari Rp4.940 per saham pada 28 Agustus 2019 menjadi Rp2.730 per saham pada 28 Agustus 2020.

6. Bank BTPN - Sumitomo Mitsui Banking (2014)

Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), bank terbesar kedua di Jepang itu merupakan pemegang saham mayoritas salah satu bank nasional, yakni PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN). Sejak pertama akuisisi pada 2014, total kepemilikan saham SMBC dalam BTPN menjadi sebesar 92,43% atau setara dengan 7,53 miliar saham.

Di bawah naungan SMBC, kinerja keuangan BTPN sepanjang semester I 2020 tercatat menurun. Misalnya saja, akumulasi laba bersih setelah pajak yang dihimpun BTPN turun 10% secara tahunan dari Rp1,42 triliun menjadi Rp1,12 triliun. Kenaikan biaya kredit yang mencapai 63% menjadi salah satu faktor berkurangnya laba bersih perusahaan.

Baca Juga: Likuiditas Bank Melimpah di Tengah Kenaikan NPL

Perlu diketahui, sampai dengan Juni 2020, BTPN mencetak pertumbuhan kredit sebesar 5%. Total pinjaman yang disalurkan BTPN pada periode tersebut bertambah dari Rp143,4 triliun menjadi Rp150,5 triliun. 

Kemudian, DPK BTPN juga mengalami peningkatan dari Rp97,9 triliun pada Juni 2019 menjadi Rp101,4 triliun pada Juni 2020. Adapun untuk rasio kredit bermasalah (NPL), BTPN mencetak kenaikan, yakni dari 0,81% menjadi 1,12%. 

"Kami bersyukur karena Bank BTPN dapat bertahan menghadapi tantangan di masa sulit ini dengan menjaga kualitas portfolio kredit sehingga dampak dari pandemi ini dapat diminimalisasi," imbuh Direktur Utama BTPN, Ongki Wanadjati Dana, pada Rabu, 26 Agustus 2020 lalu. 

Tren melemah juga ditunjukkan oleh pergerakan saham BTPN, di mana saham ini memerah 24,31% secara ytd. Untungnya, kondisinya mulai pulih hingga tercatat naik 34,79% dalam tiga bulan terakhir. 

Pada Januari 2020, saham BTPN masih dibanderol seharga Rp3.240 per saham. Sekitar Maret 2020, saham BTPN merosot tajam ke kisaran Rp1.605 per saham. Meski begitu, saat ini harga saham BTPN sudah kembali bertengger di atas Rp2.400. Pada penutupan sesi I, saham BTPN terapresiasi 1,23% ke level Rp2.460 per saham. 

Jika dilihat secara tahun ke tahun (yoy), saham BTPN mengalami penurunan sebesar -26,81% dari Rp3.340 per saham pada 28 Agustus 2019 menjadi Rp2.430 per saham pada 28 Agustus 2020.

Untuk lebih memahami, simak perbandingan kinerja selama semester I dan pergerakan saham secara year to date dari keenam bank berikut ini.

Nama Bank Laba/Rugi (Rp) % Harga Saham (Rp)

%

(yoy)

H1 2019 H1 2020 28 Agustus 2019 28 Agustus 2020
Bukopin 54,22 miliar 20,35 miliar -53,7 275 294 6,14
Permata  771 miliar 366 miliar -48,5 985 1.320 34,01
Agris (43,31 miliar) - - 208 192 -13,51
Dinar 5,15 miliar 9,71 miliar 46,93 272 240 -11,76
Danamon 1,8 triliun 845 miliar -53 4.940 2.730 -45,07
BTPN 1,26 triliun 1,12 triliun -10 3.340 2.430 -26,81%

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: