Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siap-siap Rogoh Kocek Rp700.000 Kalau Tak Pakai Masker

Siap-siap Rogoh Kocek Rp700.000 Kalau Tak Pakai Masker Kredit Foto: Picture Alliance/Sven Simon/F Hoermann
Warta Ekonomi, Berlin -

Para pemimpin Jerman telah mengumumkan bahwa mereka akan memperpanjang larangan acara besar di ruang publik hingga tahun depan, sebagai bagian dari serangkaian tindakan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah kasus virus corona di negara itu.

Larangan itu disepakati saat konferensi video yang dihadiri oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan para pemimpin 16 negara bagian, pertemuan pertama sejak 17 Juni lalu.

Baca Juga: Jerman Kasih Bantuan Rp20 Juta ke Warganya, Gak Ada Syaratnya!

Kanselir Merkel menekankan bahwa "secara keseluruhan, sejauh ini kita telah melalui pandemi dengan baik. Namun demikian, kita dapat melihat jumlah penularan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir."

"Kami merespons peningkatan kasus di bulan-bulan musim panas dengan sangat serius," tambahnya.

Tindakan lain termasuk denda minimal €50 atau Rp775 ribu bagi siapa pun yang ketahuan tidak memakai masker di toko swalayan dan angkutan umum.

Tidak ada kesepakatan untuk membatasi jumlah peserta untuk acara pribadi, karena setiap negara bagian memiliki aturan sendiri sesuai laju infeksi corona. Merkel dan para pemimpin regional meminta orang Jerman untuk "mempertimbangkan secara kritis" dalam setiap kasus apakah perayaan pribadi itu "perlu" dan "dapat dibenarkan".

Para wisatawan dan peserta pesta

Pertemuan antara Merkel dan perdana menteri negara bagian itu terjadi ketika Jerman tengah bergulat dengan peningkatan kasus virus corona yang serius.

Jumlah infeksi harian di Jerman telah meningkat tinggi sejak akhir April.

Lonjakan itu sebagian disebabkan karena perayaan lokal dan wisatawan yang telah kembali dari berlibur di kawasan risiko.

Tindakan keras yang disepakati pada hari Kamis (27/08) adalah untuk mengakhiri pengujian virus corona gratis bagi pelancong yang kembali dari daerah non-risiko. Sebaliknya, fokus akan diterapkan pada aturan karantina bagi orang-orang yang kembali dari daerah berisiko tinggi.

"Pemerintah federal dan negara bagian mendesak semua wisatawan yang kembali untuk mematuhi kewajiban karantina," tegas Angela Merkel.

Selain itu, pejabat kesehatan masyarakat mengatakan kelalaian telah menjadi masalah, merujuk pada orang-orang yang berhenti mengikuti langkah-langkah kebersihan dan menjaga jarak sosial.

Merkel dan para pemimpin regional pada hari Kamis (27/08) menekankan bahwa "menutupi mulut dan hidung di tempat umum tertentu adalah wajib dan harus secara konsisten dikontrol dan disetujui oleh otoritas ketertiban umum."

Pergeseran politik

Kembalinya keputusan nasional juga menandai pergeseran politik di Jerman.

Ketika angka infeksi mulai turun beberapa bulan yang lalu, para pemimpin memutuskan untuk menghentikan pembatasan dan malah fokus pada tindakan lokal atau regional untuk mengendalikan wabah. Namun peningkatan jumlah tersebut telah mendorong perubahan, dan tindakan nasional yang baru terbukti kontroversial.

Sementara beberapa politisi percaya konsistensi diperlukan untuk menghindari tambal sulam keputusan yang membingungkan, sedangkan yang lain mengatakan tindakan 'selimut' secara tidak proporsional memengaruhi negara bagian dengan jumlah kasus rendah.

Negara bagian besar seperti Bayern atau Nordrhein-Westfalen telah mencatat kasus virus corona baru hampir tiga kali lebih banyak setiap hari daripada jumlah total kasus semua negara di bagian timur.

Pemimpin salah satu negara bagian timur itu, Reiner Haseloff dari Sachsen-Anhalt, yang mendaftarkan 16 kasus baru pada Rabu (26/08), telah mengindikasikan bahwa denda bagi yang tidak mengenakan masker tidak akan diberlakukan di wilayahnya.

Tidak ada keputusan tentang pasar natal

Tidak ada keputusan apakah pemerintah akan memberi lampu hijau untuk pasar natal beroperasi.

Menurut sumber yang menghadiri pertemuan tersebut, kanselir Merkel mengatakan masih terlalu dini untuk memutuskan izin operasional pasar Natal.

Kanselir tampaknya ditekan oleh pemimpin regional Sachsen, tempat berlangsungnya pasar natal Dresden.

Dalam kondisi normal, pasar natal yang digelar di semua kota penuh dengan orang yang minum anggur dan pengunjung yang melihat-lihat souvenir serta kios makanan.

Sementara itu, penyelenggara pasar natal di Koeln sudah mengumumkan bahwa mereka tidak akan buka tahun ini. Mereka tidak dapat menemukan cara yang tepat untuk melaksanakan acara tersebut tanpa menyebabkan penyebaran virus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: