PM Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin mengungkap, negaranya tekor 2,4 miliar ringgit Malaysia atau Rp 8,43 triliun sehari dalam periode pelaksanaan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) atau lockdown, yang ditujukan untuk membendung pandemi Covid-19.
"Saya diberi tahu oleh Gubernur Bank Negara, bahwa negara kami mengalami kerugian 2,4 miliar ringgit Malaysia atau Rp 8,4 triliun sehari selama masa pelaksanaan Perintah Kawalan Pergerakan. Ekonomi Malaysia akan runtuh, jika tidak segera dibuka. Dampaknya akan sangat buruk," kata Muhyiddin dalam pidato khusus menyambut HUT Ke-63 Kemerdekaan Malaysia, yang disiarkan stasiun TV, Minggu (30/8/2020).
Baca Juga: Gegara Karantina, Malaysia Merugi Rp8,4 Triliun
Dengan alasan tersebut, pemerintah Malaysia pun memutuskan untuk membuka kembali sektor-sektor ekonomi negara secara bertahap.
Untuk mempercepat pemulihan, pemerintahan Muhyiddin juga meluncurkan paket stimulus ekonomi bertajuk Bantuan Prihatin Nasional sebesar 260 miliar ringgit Malaysia atau Rp 912,86 triliun.
Bantuan yang ditujukan untuk menopang perusahaan kecil dan menengah di masa pandemi Covid, antara lain diberikan dalam bentuk moratorium pembayaran utang bank, subsidi upah, dan sebagainya.
Selain itu, juga ada stimulus ekonomi dalam bentul Pelan Jana Semula Ekonomi Negara (Penjana) berjumlah 35 miliar ringgit Malaysia atau Rp 122,89 triliun.
"Alhamdulillah, hari ini sektor-sektor ekonomi negara ini telah mulai membaik. Lebih 15 juta pekerja telah kembali bekerja. Tingkat pengangguran juga berkurang, dari 5,3 persen pada bulan Mei menjadi 4,9 persen pada bulan Juni," papar Muhyiddin.
"Sektor ekonomi yang terdampak pandemi memang perlu waktu untuk pulih sepenuhnya. Tapi saya yakin, tren pemulihan ekonomi akan terus berlanjut. Ekonomi negara pun pulih lebih cepat," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: