Tujuan Kepemilikan Cadangan Devisa
Merujuk pada penjelasan Dyah Virgoana Gandhi (2006), tujuan suatu negara memiliki cadangan devisa bervariasi tergantung dari berbagai pertimbangan yang diwarnai oleh karakteristik perekonomian pemerintahan negara tersebut.
Beberapa tujuan kepemilikan cadangan devisa yang sering dikemukakan adalah sebagai berikut;
1. Sebagai alat kebijakan moneter khususnya untuk meredam gejolak nilai tukar, misalnya, dengan melakukan intervensi apabila diperlukan;
2. Memberikan kepercayaan kepada pelaku pasar bahwa negara mampu memenuhi kewajibannya terhadap pihak luar negeri;
3. Membantu pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dan kewajiban ketika akan melakukan pembayaran utang luar negeri;
4. Membiayai transaksi yang tercatat di dalam Neraca Pembayaran;
5. Menunjukkan adanya suatu kekayaan dalam bentuk external asset untuk mem-back up mata uang dalam negeri (domestic currency);
6. Memelihara suatu cadangan untuk dapat dipergunakan apabila negara mengalami suatu keadaan darurat;
7. Merupakan salah satu sumber investasi. Tujuan ini pada umumnya bukan merupakan tujuan utama, tetapi lebih alasan untuk memaksimalkan pemanfaatan cadangan devisa yang dimiliki.
Cadangan devisa perlu dikelola dengan baik agar meningkatkan ketahanan ekonomi suatu negara ketika ada tekanan (shocks) yang bisa berasal dari pasar finansial global (global financial market) maupun dari masalah yang timbul karena sistem keuangan dalam negeri.
Setiap manajer pengelola cadangan devisa (pihak bank sentral atau otoritas moneter) dituntut untuk terus memantau pergerakan nilai tukar mata uang domestik melalui interaksi dengan para pelaku pasar dan diharapkan dapat mengakses informasi secara benar dan tepat waktu. Hasil analisis berdasarkan informasi tersebut akan bermanfaat bagi pengambil kebijakan untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
Pengelolaan cadangan devisa yang kurang baik akan mengakibatkan adanya keterbatasan kemampuan otoritas moneter untuk merespons secara efektif ketika terjadi situasi krisis. Selain itu, pengelolaan cadangan devisa yang lemah juga dapat menimbulkan kerugian baik dari sisi keuangan maupun dari sisi reputasi.
3 Negara Pemegang Cadangan Devisa Terbesar
1. China
Pemegang cadangan devisa terbesar di dunia saat ini adalah China, sebuah negara yang memiliki lebih dari USD3 triliun (Rp44.516 triliun) aset dalam mata uang asing. Sebagian besar cadangan mereka disimpan dalam dolar AS. Salah satu alasannya adalah membuat perdagangan internasional lebih mudah dilakukan karena sebagian besar perdagangan dilakukan dengan menggunakan dolar AS.
2. Arab Saudi
Arab Saudi juga memiliki cadangan devisa yang cukup besar, karena negaranya bergantung pada ekspor dari cadangan minyaknya yang besar. Jika harga minyak mulai turun dengan cepat, ekonomi mereka bisa kacau. Karena itu, mereka menyimpan sejumlah besar dana asing dalam cadangan untuk bertindak sebagai bantalan jika hal ini terjadi, meskipun itu hanya perbaikan sementara.
3. Rusia
Cadangan devisa Rusia sebagian besar disimpan dalam dolar AS, sama seperti negara lain di dunia, tetapi mereka juga menyimpan sebagian cadangannya dalam bentuk emas. Karena emas merupakan komoditas dengan nilai yang mendasar. Namun, risiko mengandalkan emas apabila terjadi penurunan ekonomi adalah nilai emas tidak akan cukup signifikan untuk mendukung kebutuhan negara.
Bahaya lain menggunakan emas sebagai cadangan adalah aset itu hanya bernilai berdasarkan orang lain yang bersedia membayar untuk emas. Meski demikian, selama krisis ekonomi, emas menempatkan kekuatan untuk menentukan nilai cadangan emas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: