Rumah Tangga Donald Trump dan Melania Dituduh Transaksional karena...
Mantan teman Melania Trump mengatakan pernikahan Ibu Negara itu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump transaksional. Stephanie Winston Wolkoff yang berteman dengan Melania selama 15 tahun yakin Trump membutuhkan Melania begitu pula sebaliknya.
"Saya yakin itu pernikahan transaksional, Donald mendapatkan arm candy (pasangan dengan penampilan menarik yang dapat dipamerkan di acara formal)," kata Winston Wolkoff dalam wawancara dengan stasiun televisi BBC, seperti dilansir dari New Zealand Herald, Minggu (13/9/2020).
Baca Juga: Mr Trump: Sekarang Saya Bisa Benar-benar Kejam
Hubungan Winston Wolkoff dengan Melania merenggang hingga ia berhenti menjadi Penasihat Senior Ibu Negara AS pada 2018 lalu. Ia mengatakan dalam dua dekade kehidupan Melania berubah drastis.
"Dia model muda, tidak begitu sukses, ia bertemu Donald, ia menikah, dia menjadi warga Amerika, mereka memiliki putra dan 10 tahun kemudian dia Ibu Negara Amerika Serikat," kata Wolkoff.
"Saya yakin itu momen magis, dan saya juga yakin itu momen yang dibuat untuk televisi," ujarnya.
Pernyataan itu dilontarkan tidak lama setelah Wolkoff menerbitkan buku yang berjudul Melania & Me: The Rise and Fall of My Friendship with The First Lady pada 1 September lalu. Itu adalah buku pertama mengenai Melania yang ditulis oleh orang terdekatnya.
Juru bicara Melania mengecam keras isi buku tersebut yang menurutnya penuh dengan 'kebohongan'.
"Dua puluh tahun yang lalu, ia model yang hampir tidak pernah berada di Paris," tulis Winston Wolkoff dalam bukunya seperti dikutip majalah Intelligencer.
"Tiga puluh tahun yang lalu ia tinggal di negara Komunis Slovenia, dalam program pelantikan, ia ingin disebut sebagai 'Ibu Negara yang Terpilih' walaupun seingat saya ia belum terpilih saat itu," tambah Winston Wolkoff.
Dalam buku tersebut Winston Wolkoff juga menulis klaim-klaim lainnya, seperti perang dingin antara Ibu Negara dengan putri presiden Ivanka Trump. Winston Wolkoff juga menulis Melania menggunakan email pribadi, sesuatu yang menjadi senjata Trump untuk mengkritik Hillary Clinton dalam pemilihan presiden 2016.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto