Bank Pembangunan Asia (ADB) telah menyetujui pinjaman senilai US$500 juta atau sekitar Rp7,5 trliun untuk penanganan kebencanaan di Indonesia.
Wakil Presiden ADB Ahmed M Saeed mengatakan pinjaman ini akan membantu pemerintah Indonesia memulai tanggapan tepat waktu terhadap guncangan tersebut dan mengurangi dampak ekonomi dan sosial pada infrastruktur publik dan mata pencaharian masyarakat, terutama di antara kaum miskin dan perempuan.
"Indonesia terletak di cincin api Pasifik dan sangat rentan terhadap berbagai bahaya alam, termasuk gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir, dan kekeringan, dan sekarang Covid-19," kata Ahmed pada Rabu (23/9/2020).
Baca Juga: Ngutang Lagi, Ngutang Terus, Sri Mulyani Kantongi Rp158,65 Triliun dari ADB
Baca Juga: Utang Berkembang Biak 143,4%, Sri Mulyani Curhat: Beban Kita Luar Biasa Berat
Ahmed menambahkan pinjaman ini merupakan bagian dari program Active Response and Expenditure Support (CARES) senilai US$1,5 miliar atau senilai Rp22 triliun dari ADB untuk Indonesia yang bertujuan mendukung respons pemerintah terhadap pandemi.
"ADB juga telah memberikan hibah US$3 juta atau senilai Rp43 miliar di bawah Dana Tanggap Bencana Asia Pasifik untuk membantu pemerintah mendapatkan peralatan dan pasokan medis yang penting," ucapnya.
Program CARES menawarkan pembiayaan darurat bencana setelah darurat bencana atau kesehatan, mendukung reformasi Indonesia dalam manajemen risiko bencana dan layanan kesehatan. Serta upaya untuk meningkatkan ketahanan bencana di antara lembaga dan masyarakat negara.
"Ini (pinjaman) akan membantu pemerintah Indonesia mengembangkan rencana pemulihan dan rekonstruksi dengan lebih pasti, mengurangi kerusakan infrastruktur, dan mencegah hilangnya nyawa dalam bencana di masa depan," ucap Spesialis Sektor Keuangan ADB Benita Ainabe.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: