Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Data Tunjukkan Rupanya Covid-19 di Afrika Lebih Sedikit, Kenapa?

Data Tunjukkan Rupanya Covid-19 di Afrika Lebih Sedikit, Kenapa? Kredit Foto: Reuters/Siphiwe Sibeko
Warta Ekonomi, Nairobi -

Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Afrika (CDC) memuji negara-negara di benua Afrika karena berhasil mengekang penyebaran virus corona.

Afrika mencatat sekitar 1,4 juta kasus dan 34.000 kematian sejak Februari.

Baca Juga: Ketika Negara Afrika Berharap Dapat Pasokan Vaksin Sputnik V Rusia

Angka-angka ini jauh lebih rendah dibandingkan di Eropa, Asia atau Amerika, dengan kasus di Afrika yang dilaporkan terus menurun.

Intervensi awal memainkan peran penting dalam menahan penyebaran virus, kata kepala CDC Afrika John Nkengasong kepada program Newsday BBC.

CDC Afrika adalah badan kesehatan yang terdiri dari 55 anggota Uni Afrika (AU).

Benua dengan lebih dari satu miliar orang itu menyumbang hanya di bawah 5% jumlah kasus secara global dan 3,6% kematian.

Dr Nkengasong menggambarkan dugaan bahwa kasus dan kematian di Afrika kurang dilaporkan secara signifikan adalah "salah".

"Kami mungkin tidak mendeteksi semua kasus, seperti di bagian dunia lain ... tapi kami tidak melihat orang-orang tewas di jalan atau ada penguburan massal di seantero benua," kata Dr Nkengasong.

Negara-negara Afrika memberlakukan serangkaian tindakan untuk mengatasi virus segera setelah kasus pertama dilaporkan.

Banyak negara, termasuk Afrika Selatan, memberlakukan lockdown nasional, tetapi negara yang lain seperti Ethiopia memilih tindakan yang tidak terlalu ketat.

Dr Nkengasong mengaitkan angka yang rendah itu dengan "upaya bersama", yang berfokus pada "peningkatan pengujian dan menindaklanjuti pelacakan kontak dan yang sangat penting adalah pemakaian masker.

"Di banyak negara, termasuk Ethiopia tempat saya tinggal, jika Anda pergi ke jalan-jalan di Addis Ababa, Anda akan melihat hampir 100% orang memakai masker," tambahnya.

_114509225_continents_cases21sep-nc.png

Alasan lain apa yang dia berikan?

Populasi Afrika yang relatif muda juga berkontribusi pada rendahnya jumlah kasus, kata Dr Nkengasong.

Selain itu, penekanan pada inisiatif berbasis komunitas, dan pengalaman dalam pelacakan kontak saat memerangi penyakit seperti Ebola, telah membantu negara-negara di Afrika untuk mengatasi virus tersebut, katanya.

"Virus ini ada di komunitas, dan tanpa respons komunitas yang kuat dan keterlibatan komunitas yang kuat, kami tidak mungkin bisa melawannya," tambah Dr Nkengasong.

Peringatan atas kemungkinan gelombang kedua

Analisis oleh Anne Soy, BBC News, Nairobi

Penurunan jumlah kasus Covid-19 di benua itu terutama didorong oleh Afrika Selatan, yang menyumbang hampir setengah dari kasus di Afrika, tetapi juga memiliki proporsi tes virus corona yang besar.

Hingga Selasa, Afrika Selatan telah melakukan lebih dari empat juta tes. Sebagai perbandingan, di benua dengan lebih dari 50 negara itu, jumlah tesnya telah melewati 10 juta sebulan yang lalu.

Menurut standar internasional, angka itu yang relatif rendah, dan ini disebabkan oleh kekurangan peralatan pengujian dan kurangnya produksi alat pengetesan di Afrika. Hal ini terus mengurangi kisah "sukses" Afrika.

Meskipun mungkin ada kasus yang tidak terdeteksi, para ahli seperti Dr Nkengasong mengatakan tidak ada indikasi jumlah kematian yang besar yang tidak dapat dijelaskan di sebagian besar negara.

Tetapi ada peringatan bahwa mungkin ada gelombang kedua infeksi karena semakin banyak negara melonggarkan pembatasan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: