Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RI Punya Omnibus Law, Ssttt...Bocoran dari Pengusaha: Investor Asing Happy

RI Punya Omnibus Law, Ssttt...Bocoran dari Pengusaha: Investor Asing Happy Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani, mengklaim sejumlah investor dari dalam dan luar negeri sudah siap masuk ke Indonesia setelah disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja

Menurutnya, UU Ciptaker tersebut sudah lama dinanti oleh para investor agar masuk ke dalam pasar Indonesii. Terlebih, di tengah lesunya perekonomian akibat pandemi Covid-19. Baca Juga: Basuki Minta Rp1,5 T ke Sri Mulyani buat Ganti Rugi Lumpur Lapindo

"Orang banyak bertanya Covid-19 ini seperti apa, kenapa Covid-19 UU (lama) kok tetap jalan? Justru dengan Covid-19 ini, kita kan harus semakin kompetitif, bisa berdaya saing. Sekarang ini investor yang mau masuk kan berkurang. Jadi kita harus pastikan mereka masuknya ke Indonesia, bukan ke negara lain," katanya, seperti dilansir, CNBC Indonesia, Rabu (7/10). Baca Juga: Semburan Lumpur di Kranggan Bekasi Mirip Lapindo?

Lanjutnya, ia mengatakan demi memuluskan target tersebut, pemerintah sudah membuat sejumlah kawasan Industri sebagai lahan baru bagi perusahaan-perusahaan yang bakal masuk.

Di antaranya adalah kawasan Industri Batang Jawa Batang. Proyeksi perusahaan yang digaet ialah terutama perusahaan Amerika Serikat yang ingin merelokasi pabriknya dari China. 

"Saya melihat gini, dengan Covid-19 pasti target investasi nggak sebesar sebelum Covid-19. Tapi kita nggak usah melihat perbandingan sebelum Covid-19. Yang kita lihat ada yang masuk. Untuk mereka yang masuk perlu (kejelasan) hal-hal ini yang sekarang diatur UU Ciptaker itu," katanya.

"Kemarin BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) sudah mengeluarkan data bidang apa aja, ada yang dari China, Jepang, Korea. Ada yang manufacturing, apa itu elektronik apa itu juga farmasi. Jadi memang beberapa sektor lagi melihat. Saat ini interest (investor) cukup banyak. Memang proses ini bisa berjalan mereka membandingkan dengan negara lain," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: