Donald Trump Jr dan Ivanka Trump akan berpartisipasi dalam kampanye pemilihan presiden (AS). Hal itu dipandang sebagai salah satu upaya untuk mendompleng popularitas dan elektabilitas ayah mereka Donald Trump.
Trump Jr dan Ivanka akan berkampanye di Negara Bagian Georgia pekan ini. Keduanya bakal datang ke tempat berbeda. Trump Jr diagendakan berkunjung keĀ Savannah's Forest City Gun Club dan Governors Gun Club di Kennesaw.
Baca Juga: Simak, Tim Dokter Presiden Laporkan Hasil Tes Corona Terbaru Donald Trump
Sebelum berkunjung ke Georgia, Trump Jr sempat menyambangi Miami. Pada kesempatan itu, dia berkampanye dengan menyudutkan calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden sebagai seorang sosialis.
"Tidak ada seorang pun dari Venezuela di Amerika yang mengatakan, 'Bawa sistem itu ke sini'. Tidak ada orang dari Kuba, atau bekas Uni Soviet, atau Cina. Jika sistem ini sangat bagus, mengapa tidak ada orang yang tinggal di bawahnya yang akan menjaminnya?" kata Trump Jr dalam kampanyenya, dikutip laman the Independent.
Sementara itu, Ivanka akan berkampanye bersama Senator David Perdue. Mereka diagendakan menghadiri acara bertajuk "Donald J Trump for President, Inc Presents a Conversation with Ivanka Trump and Senator Perdue" di Acworth, tepat di luar Atlanta. Perdue mempertahankan kursinya sebagai senator dari pesaingnya di Partai Demokrat Jon Osoff.
Sama seperti Trump memperlakukan Joe Biden, Purdue menggambarkan Ossof sebagai seorang sosialis dan menudingnya didukung Komunis. Dalam kampanyenya, Purdue turut menuduh Ossof bersekutu dengan teroris karena perusahaan film dokumenternya telah menerima pembayaran dari Aljazeera, jaringan media berita milik Pemerintah Qatar.
Pada Minggu lalu, Trump menghentikan kampanye di Scottdale, Arizona, di sebuah resor golf mewah. Selama kunjungannya, dia meyakinkan hadirin bahwa vaksin Covid-19 sedang dikembangkan dan akan datang dalam waktu singkat.
Sejauh ini, berbagai survei menunjukkan bahwa elektabilitas Joe Biden masih lebih unggul dibandingkan Donald Trump. Persentase Biden mencapai 52 atau 53 persen. Dia adalah penantang pertama presiden petahana yang memiliki angka sebesar itu dalam tahun pemilihan.
Kendati demikian, Trump enggan mengakui hasil sebagian besar jajak pendapat yang menunjukkan keunggulan Biden. Sebaliknya, Trump mengklaim bahwa dia unggul dalam "setiap jajak pendapat yang penting". Namun Trump menolak mengungkap jajak pendapat yang dimaksudnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto