Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jawab Isu Komisaris BUMN Titipan, Erick Thohir: Saya Juga Titipan

Jawab Isu Komisaris BUMN Titipan, Erick Thohir: Saya Juga Titipan Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara tentang kritik yang dilemparkan banyak pihak terkait penunjukkan komisaris BUMN. Seperti yang diketahui komisaris di banyak BUMN merupakan titipan dan bagian politisasi BUMN. 

Erick mengatakan, pengangkatan komisaris di seluruh BUMN merupakan upaya untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG) serta memastikan program perusahaan bisa berjalan.

"Saya juga titipan. Contoh kenapa kita angkat Pak Amien (Sunaryadi), kita angkat sebagai Komut PLN, background-nya KPK, BPKP, itu untuk memberikan kepercayaan. Pak Agus Marto, mantan Gubernur BI mau membantu BNI," kata Erick dalam video yang diunggah akun Karni Ilyas Club, Minggu, (1/11/2020).

Baca Juga: Erick Angkat Relawan Jokowi Jabat Komisaris Jasa Raharja, Siapa Dia?

Mantan bos Inter Milan itu mengatakan, BUMN dibentuk oleh negara sehingga yang bisa mengubah ketentuan BUMN ialah Undang-undang. Dengan demikian, keputusan membolehkan komisaris memiliki jabatan rangkap juga menjadi hak pemerintah, apalagi jika melibatkan tokoh perwakilan pemerintah.

"Misalnya Kementerian Perindustrian ada perwakilan di Pupuk (Pupuk Indonesia), Kementerian ESDM ada perwakilan di Pertamina dan PLN," kata Erick.

Selain itu, terdapat pula perwakilan komisaris dari kalangan masyarakat. Dirinya tidak menampik bahwa pengangkatan komisaris perwakilan masyarakat sering kontroversial karena bisa berasal dari kalangan akademisi dan relawan.

"(Makanya) komposisinya kita jaga seperti profesional, seperti Pak Chatib, Pak Agus Marto, komposisinya harus pas, dipastikan juga kompetensi atau background terjaga. Jangan sampai malah merusak good governance tadi," katanya.

Erick menuturkan, saat menjabat suatu posisi, maka seseorang harus selalu siap, baik diangkat maupun dicopot. Seperti dirinya, Menteri BUMN, yang menjadi pembantu Presiden, harus siap akan hal itu.

"Kadang-kadang, komisaris kan ada masa jabatannya. Kalau dicopot, pada marah. Nah ini, tahun depan nanti, kami BUMN ada dua program, salah satunya pembangunan karakter dan job desk direksi," tutur Erick.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: