Saat ini yang banyak di pasaran kemasan galon air minum ada 2 jenis yaitu kemasan galon isi ulang yang terbuat dari Polikarbonat yang mengandung BPA dan Kemasan galon sekali pakai yang terbuat dari PET yang tidak mengandung BPA (BPA Free).
Kendati sudah ada larangan penggunaan galon plastik yang mengandung BPA tapi tetap saja penggunaan galon plastik isi ulang masih tinggi, Ini yang patut diwaspadai. Padahal sudah ada jenis galon yang menggunakan PET yang relatif lebih aman untuk dikonsumsi dan aman bagi kesehatan. Untuk itu perlu adanya promosi supaya masyarakat menyadari. Baca Juga: LANXESS Perkenalkan Material Plastik Ringan Berperforma Tinggi untuk Mobil Listrik
Rupanya hal itu sudah tiga tahun ini menjadi perhatian Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait. Ia mengingatkan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu agar berhati-hati dalam memilih produk atau produk makanan dan minuman dengan kemasan plastik. Seperti di antaranya, botol minuman, tempat makanan, ataupun minuman utamanya yang dikemas dalam kemasan galon isi ulang.
“Persoalan plastik ini sebenarnya menjadi konsentrasi Komnas Perlindungan Anak sejak tiga tahun silam. Dampaknya memang bukan hanya kesehatan. Tapi menghambat pertumbuhan anak secara mental, dan intelektual,” papar Arist Merdeka Sirait di Jakarta, Jumat (13/12/2020).
Karena merasa khawatir, Arist juga sempat mengingatkan kepada Badan POM untuk mengawasi produk yang dikemas dengan kemasan plastik. Baca Juga: Catat! Larangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai Tak Selesaikan Masalah Sampah
Karena bahan pembuat plastik polikarbonat (kode no 7) adalah senyawa Bisphenol A yang lebih dikenal dengan sebutan BPA. Nah, BPA inilah salah satunya yang mengandung racun yang berbahaya bagi anak-anak. Terutama pada kemasan galon air isi ulang.
Hal senada diungkapkan Anggota DPR RI Komisis IX, Arzeti Bilbina Huzaimi, dari Fraksi PKB. Menurutnya, kemungkinan paparan zat kimia (BPA tersebut bisa melalui botol-botol plastik yang dibawa anak-anak sekolah, juga dari air minum galon isi ulang yang ada di sekolah.
“Sebetulnya ini kita harus aware. Pemerintah yang terlibat di dalam tupoksi untuk bicara mengenai bahan, yang dipakai untuk penunjang. Apa yang ingin kita lakukan adalah proses menjadi lebih baik. Jadi jangan sampai apa yang kita ingin lakukan membuat produk menjadi baik saja. Tapi jadikanlah produk itu menjadi sehat,” ungkap Arzeti.
Lebih tegas Arzeti menyampaikan betapa ancaman paparan lebih mengenai kepada anak-anak sekolah yang setiap hari membawa botol plastik untuk kemudian diisi air di sekolah dari air galon isi ulang.
“Karena anak-anak sekolah butuh sekali (Minum). Semua anak-anak diwajibkan menggunakan air (galon) isi ulang . Ada tempat pengisian air minum. Jadi memang ini nih yang langsung harus ditarik, sehingga pemerintah langsung memberi ultimatum. Agar semua menjadi satu komando. Kepentingannya adalah untuk kesehatan anak-anak,” tandas Arzeti
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil