BioNTech dan Pfizer Dianggap Sukses, China Diminta Buka Data Vaksin Ciptaannya
"Masalahnya bagi saya barang publik global dan barang publik China dua hal yang berbeda," kata duta besar Uni Eropa untuk China Nicolas Chapuis.
Ia memuji keputusan China untuk bergabung dalam program vaksin WHO. Tapi, ia masih mempertanyakan isu distribusi, harga dan sertifikasi internasional vaksin China.
"Untuk dapat disertifikasi sampelnya harus diberikan, sampel belum diberikan," kata Chapuis.
China sudah berjanji untuk memprioritaskan vaksin untuk 60 negara lebih termasuk pemerintah yang menerima dana pinjaman pembangunan infrastruktur dari program Belt and Road Initiative. Indonesia, Bangladesh, Pakistan, dan Maroko telah membuat kesepakatan dengan pabrik vaksin China.
Negara-negara Amerika Latin dan Karibia sudah dijanjikan 1 miliar dolar AS untuk digunakan membeli vaksin-vaksin tersebut. Tetapi pengembangan vaksin China di Brasil sempat tertahan saat vaksin dari AS dan Jerman melaporkan terobosan mereka.
"Hal ini membawa diplomasi vaksin China berada dalam bahaya," kata dosen hubungan internasional Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore, Yongwook Ryu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto