Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Segera IPO, Eh... Duit Airbnb 'Ketarik' Covid-19

Segera IPO, Eh... Duit Airbnb 'Ketarik' Covid-19 Kredit Foto: Reuters/Yuya Shino
Warta Ekonomi, Jakarta -

Marketplace penyedia jasa penginapan, Airbnb berencana melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO di bursa saham Amerika Serikat. Perusahaan merilis prospektus untuk debut di pasar publik pada Senin, 16 November 2020.

Dalam prospektusnya, perusahaan menekankan pada pembangunan komunitas di sekitar tuan rumah dan tamunya, memosisikan komunitas tersebut sebagai faktor pembeda dari para pesaingnya. Perusahaan mengatakan akan menyiapkan 9,2 juta saham non-voting stock disisihkan dalam dana abadi untuk tuan rumah.

Baca Juga: Sah! Xi Jinping Tegas Larang IPO Ant Group Milik Jack Ma, Diduga karena Hal Ini!

"Mereka terlibat, berkontribusi sebagai anggota komunitas kami. Setelah mereka menjadi bagian dari Airbnb, tamu secara aktif berpartisipasi dalam komunitas kami, kembali secara teratur ke platform kami untuk memesan lagi, dan merekomendasikan Airbnb kepada orang lain yang kemudian bergabung dengan dirinya sendiri. Tuntutan ini mendorong tuan rumah baru untuk bergabung, yang pada gilirannya akan menarik lebih banyak tamu. Ini adalah siklus yang baik, tamu menarik tuan rumah, dan tuan rumah menarik tamu," tulis prospektus perusahaan seperti dilansir dari CNBC, Selasa (17/11/2020).

Perusahaan menghasilkan laba bersih US$219 juta dari pendapatan US$1,34 miliar pada kuartal terakhir. Itu turun hampir 19% dari US$1,65 miliar pendapatan tahun sebelumnya.

Meskipun terutama menghasilkan kerugian bersih, perusahaan kadang-kadang mengalami profitabilitas pada kuartal lain, termasuk kuartal kedua dan ketiga tahun 2018 dan kuartal ketiga tahun 2019.

Sementara, pada 2019, perusahaan melaporkan kerugian bersih US$674 juta dari pendapatan US$4,81 miliar. Sejauh ini pada 2020, perseroan telah menghasilkan kerugian bersih hampir US$697 juta dari pendapatan US$2,52 miliar. Penurunan tersebut kemungkinan disebabkan oleh dampak virus corona yang menghambat perjalanan liburan dan bisnis awal tahun ini.

"Pandemi Covid-19 dan dampak dari tindakan mitigasi pandemi Covid-19 berdampak negatif secara material dan akan terus berdampak negatif secara material terhadap bisnis, hasil operasi, dan kondisi keuangan kami," tulis pernyataan manajemen perusahaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: