Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dua Perusahaan Milik Djoko Susanto, Alfamart & Alfamidi Ibarat Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohon!

Dua Perusahaan Milik Djoko Susanto, Alfamart & Alfamidi Ibarat Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohon! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Djoko Susanto dikenal sebagai pengusaha sekaligus pemilik jaringan bisnis minimarket Alfamart dan Alfamidi. Kedua minimarket tersebut masing-masing dioperasikan melalui PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI).

Menilik laporan keuangan kuartal III 2020 dari kedua perusahaan tersebut, nyatanya kinerja AMRT dan MIDI tidak jauh berbeda. Baik pengelola Alfamart maupun Alfamidi sama-sama mencetak penurunan laba per September 2020. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut. Baca Juga: Hoki Parah! Perusahaan Milik Luhut Pandjaitan Kantongi Cuan Besar-Besaran!

Alfamart

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) membukukan laba bersih sebesar Rp638,40 miliar pada kuartal ketiga tahun 2020. Nilai tersebut tercatat 1,82% lebih rendah dari kuartal ketiga tahun 2019 lalu yang mencapai Rp650,23 miliar.  Baca Juga: Salim Group Ketiban Durian Runtuh! Keuntungan Duo Indofood Gak Main-Main Gedenya!

Pada saat yang bersamaan, Alfamart mencetak kenaikan pendapatan sebesar 4,18% secara tahun ke tahun. Jika per September 2019 lalu pendapatan Alfamart hanya Rp54,11 triliun, angkanya melonjak menjadi Rp56,37 triliun per September 2020. Kenaikan pendapatan tersebut ditopang oleh perbaikan kinerja dari tiga sumber pemasukan Alfamart.

Untuk bisnis makanan, Alfamart mengantongi kenaikan pendapatan dari Rp36,62 triliun pada tahun lalu menjadi Rp37,46 triliun pada tahun ini. Bisnis minuman juga menyumbang pendapatan yang lebih besar, yakni dari sebelumnya Rp17,48 triliun menjadi Rp18,89 triliun. Hal yang sama juga berlaku untuk bisnis jasa yang kontribusinya naik dari Rp12,01 miliar menjadi Rp18,88 miliar.

Meskipun secara pendapatan naik, Alfamart mencetak beban yang lebih besar pada periode kali ini sehingga keuntungan perusahaan ikut terpangkas. Beban pokok pendapatan misalnya, angkanya membengkak dari Rp43,33 triliun pada Q3 2019 menjadi Rp44,89 triliun pada Q3 2020. Beban penjualan dan distribusi juga membengkak dari angka Rp9,29 triliun menjadi Rp9,96 triliun. 

Beban umum dan administrasi Alfamart juga bernasib sama, yakni naik Rp1,01 triliun menjadi Rp1,13 triliun. Kemudian, beban lainnya tercatat naik dari Rp36,62 miliar menjadi Rp37,44 miliar. Pada saat yang sama, Alfamart mengantongi pendapatan lainnya yang lebih rendah, yakni dari Rp680,10 miliar menjadi Rp669,26 miliar. Ditambah lagi, bagian atas rugi entitas asosiasi angkanya membengkak dari Rp11,70 miliar menjadi Rp27,49 miliar.

Alfamidi

Ibarat buah jatuh tak jauh dari pohonnya, keuntungan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) juga terpangkas 2,82% dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Per September 2020, MIDI mencetak laba bersih sebesar Rp137,47 miliar. Adapun September 2019 lalu laba bersih MIDI tercatat sebesar Rp141,46 miliar.

Melansir dari laporan keuangan perusahaan, pendapatan pemilik Alfamidi ini melonjak hingga 9,65% dari Rp8,68 triliun pada September 2019 menjadi Rp9,51 triliun pada September 2020. Kontribusi pendapatan makanan tercatat membaik, yakni dari Rp4,97 triliun pada tahun lalu menjadi Rp5,47 triliun pada tahun ini. 

Kenaikan pendapatan juga disumbang oleh bisnis makanan segar, di mana angkanya tumbuh dari Rp1,15 triliun pada Q3 2019 menjadi Rp1,26 triliun pada Q3 2020. Pendapatan dari bisnis nonmakanan juga tercatat membaik, yakni dari Rp2,56 triliun menjadi Rp2,79 triliun. 

Sama halnya dengan Alfamart, beban pokok pendapatan Alfamidi juga membengkak dari tahun ke tahun, yakni sebelumnya Rp6,54 triliun menjadi Rp7,16 triliun. Beban penjualan dan distribusi mengalami kenaikan dari Rp1,76 triliun menjadi Rp2,01 triliun. Beban umum dan administrasi pun demikian, angkanya naik dari Rp166,11 miliar menjadi Rp194,18 miliar. 

Beban lainnya yang ditanggung Alfamidi juga menjadi lebih besar, yakni dari Rp4,05 miliar menjadi Rp6,05 miliar. Pada saat yang sama, pendapatan keuangan terpangkas dari Rp1,24 miliar menjadi hanya Rp976 juta. Untungnya, biaya keuangan tercatat sedikit membaik, yakni dari Rp142,59 miliar menjadi Rp138,84 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: