Di Pengujung Tahun, AS Klaim Deteksi Kasus Perdana Corona Versi Terbaru
Amerika Serikat (AS) mendeteksi kasus pertama varian baru virus corona yang sangat mudah menular di Colorado.
Penemuan itu setelah Presiden AS terpilih Joe Biden memperingatkan bahwa dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi sebagian besar orang Amerika untuk divaksinasi virus pada tingkat distribusi saat ini.
Baca Juga: Kala Prancis Kian Cemas Hadapi Mutasi Baru Virus Corona
Prediksi Biden tentang musim dingin yang suram tampaknya bertujuan menurunkan ekspektasi publik bahwa pandemi akan segera berakhir setelah ia menjabat pada 20 Januari.
Dia juga mengirimkan pesan kepada Kongres bahwa pemerintahannya ingin meningkatkan anggaran pengeluaran secara signifikan untuk mempercepat distribusi vaksin, memperluas tes dan memberikan dana kepada negara bagian untuk membantu membuka kembali sekolah.
Biden mengatakan sekitar 2 juta orang telah divaksinasi, jauh dari 20 juta orang yang dijanjikan Presiden Republik Donald Trump pada akhir tahun. Biden mengalahkan Trump dalam pemilu November.
“Upaya mendistribusikan dan mengelola vaksin tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pada tingkat saat ini, akan membutuhkan waktu bertahun-tahun, bukan bulan, untuk memvaksinasi rakyat Amerika,” papar Biden di Wilmington, Delaware.
Tak lama setelah pernyataan Biden, Gubernur Colorado Jared Polis mengatakan negara bagiannya telah menemukan kasus virus corona jenis B.1.1.7 yang sangat menular yang pertama kali terdeteksi di Inggris.
Para ilmuwan di Inggris percaya bahwa varian tersebut lebih menular daripada jenis varian SAR-CoV-2 yang diidentifikasi sebelumnya.
Varian itu telah terdeteksi di sejumlah negara Eropa, serta di Kanada, Australia, India, Korea Selatan dan Jepang.
Polis mengatakan pasien yang terinfeksi adalah seorang pria berusia 20-an yang tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini. Dia saat ini diisolasi di Denver.
"Pejabat kesehatan masyarakat sedang melakukan penyelidikan menyeluruh dan individu tersebut tidak memiliki kontak dekat yang teridentifikasi sejauh ini," ujar Polis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: