Sementara itu, dampak bencana sekitar 1.902 rumah rusak dengan rincian 153 rumah rusak berat, 54 rumah rusak sedang, dan 1.695 rumah rusak ringan.
Sebanyak 53 fasilitas umum juga mengalami kerusakan dengan rincian 19 fasilitas pendidikan, 24 fasilitas peribadatan, dan 10 fasilitas kesehatan rusak, empat kantor rusak, dan 25 jembatan mengalami kerusakan akibat bencana.
Baca Juga: Bukan Cuma Gempa, Ramalan BMKG Munculkan Potensi Multi Bencana Hidrometerologi yang Artinya...
Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat Indonesia dan seluruh pihak terkait untuk tetap terus mewaspadai potensi multibencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode puncak musim hujan.
Menurutnya, sebagian besar wilayah yang berada pada puncak musim hujan tersebut terutama sebagian Sumatera bagian Selatan, sebagian besar Jawa, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan bagian selatan Papua.
"Puncak musim hujan di wilayah tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2021. Pada periode musim hujan dan puncak musim hujan ini juga sering terjadi peristiwa cuaca ekstrem dengan curah hujan kategori tinggi dan sangat tinggi," ungkapnya.
Baca Juga: Misteri Dentuman Ledakan di Bali, BMKG: Bukan Gempa Tektonik
"Bahkan relatif lebih dingin dibandingkan dengan suhu muka air laut di wilayah kepulauan Indonesia yang saat ini makin hangat," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil