Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Deteksi Covid-19: Swab PCR Paling Akurat

Deteksi Covid-19: Swab PCR Paling Akurat Kredit Foto: Antara/Rony Muharrman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Peneguhan diagnosa Covid-19 saat ini masyarakat disuguhkan oleh tiga alat deteksi cepat, yakni uji usap (swab) PCR, rapid antigen, dan rapid antibodi. Ketiganya bisa dianggap mampu mendeteksi seseorang terpapar Covid-19 atau tidaknya.

Namun, swab PCR sampai saat ini dianggap paling mendekati akurat. "Sebab, antigen virus bisa dideteksi setelah beberapa hari setelah tertular, sedangkan antibodi akan terbentuk setelah tujuh atau 14 hari setelah terpapar," kata dokter spesialis patologi klinik dari Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM dr Titien Budhiaty, dalam diskusi yang bertajuk "Rapid Antibodi, Rapid Antigen dan PCR Apa Bedanya?", Kamis (29/1).

Baca Juga: Senangnya Anies Baswedan Terima Mobile Laboratorium PCR Covid-19: Alhamdulillah...

Seperti diketahui, pemeriksaan lewat swab PCR dilakukan dengan mengambil sampel usap di hidung dan tenggorokan. Rapid antigen dilakukan dengan mengambil hasil usap di hidung, sedangkan rapid antibodi dilakukan dengan mengambil darah si pasien.

Titien menjelaskan bahwa ketiga alat deteksi cepat Covid-19 ini sebenarnya bertujuan untuk mengetahui perjalanan penyakit Covid-19 yang masuk ke dalam tubuh seseorang. Meski demikian, untuk memastikan tertular dan tidaknya, hasil deteksi lewat swab PCR dianggap paling menentukan. Sebab, lewat PCR bisa menentukan ada tidaknya virus. "Sementara, dua alat deteksi lainnya lebih mengarah pada antigen virus dan terbentuknya antibodi," katanya.

Namun begitu, pilihan untuk menggunakan alat deteksi lewat PCR untuk saat ini dirasakan biayanya cukup mahal untuk sekali pemeriksaan sehingga masih memberatkan sebagian masyarakat. Menurut Titien, jika merasa ada gejala dengan seperti demam, pilek atau batuk, tidak selalu mengarah pada gejala Covid-19 sehingga perlu dikonsultasikan ke dokter karena hampir banyak penyakit menimbulkan gejala yang hampir sama. "Perlu periksa ke dokter, arahnya ke mana, jika perlu ada faktor pendukung seperti pemeriksaan di lab," ujarnya.

Namun, gejala paling umum ditemukan pada penderita Covid-19 menurut Titien adalah munculnya flu, batuk, indera penciuman berkurang, diare atau badan terasa letih, atau muncul sesak napas. "Namun, di penyakit lain juga ada seperti itu, yang penting tetap waspada, selalu berpikir yang baik-baik saja, jangan sampai stres," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: