- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Permintaan Tinggi, Pupuk Indonesia Dorong Stok dan Distribusi Pupuk Nonsubsidi
Mengantisipasi tingginya permintaan pupuk dari petani menghadapi musim tanam awal tahun ini, PT Pupuk Indonesia (Persero) mendorong distributor untuk meningkatkan stok pupuk non subsidi di kios-kios. Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal, dalam kunjungan kerjanya di wilayah Indramayu (1/2), mengungkapkan bahwa pihaknya telah memerintahkan untuk menambah stok pupuk non subsidi di kios-kios, terutama di daerah yang serapan kebutuhan pupuknya sangat tinggi serta untuk mengakomodir kebutuhan petani yang tidak terdaftar dalam e-RDKK.
“Karena permintaan jauh lebih tinggi daripada alokasi, dan adanya mekanisme yang mungkin belum bisa diikuti sejumlah petani, tentunya ada keterbatasan dalam hal pemenuhan pupuk subsidi. Kami berharap, melalui pengenalan pupuk non subsidi ini petani tetap bisa memenuhi kebutuhannya," kata Gusrizal, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Senin (1/2/2021).
Baca Juga: Bos Pupuk Indonesia Siapkan Lima Insiatif Startegi, Apa Aja Yah?
Data Survey Pertanian Antar Sensus BPS mengungkapkan bahwa masih terdapat 5,6 juta petani yang belum tergabung dalam kelompok tani dan tidak terdaftar dalam e-RDKK. “Sesuai Permentan No. 49, kami hanya bisa melayani mereka yang terdaftar dan mengikuti mekanisme yang berlaku," jelas Gusrizal.
Saat ini, stok nasional untuk pupuk non subsidi di lini III atau di gudang kabupaten mencapai 184.594 ton. “Kami upayakan agar sebaran ketersediaan pupuk non subsidi ini bisa merata. Saat ini stok terbanyak berada di daerah yang memang kebutuhannya sangat tinggi, antara lain Jabar, Jateng, Jatim dan Sulsel," jelas Gusrizal.
Secara keseluruhan, stok pupuk non subsidi Pupuk Indonesia Grup di lini I, atau Gudang produsen masih sangat memadai sehingga tinggal mendorong distribusi agar bisa segera sampai ke level kabupaten dan kios-kios, tambahnya. Gusrizal menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan pupuk ke sektor tanaman pangan menjadi prioritas perusahaan saat ini.
“Harus diakui bahwa pupuk non subsidi harganya memang lebih tinggi, namun petani bisa mempunyai pilihan yang lebih beragam untuk jenis tanaman dan kondisi lahannya," jelas Gusrizal.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Berhasil Meraih Peringkat ‘AAA' dari Fitch Rating
Hal ini tentunya berbeda dengan pupuk subsidi yang komposisinya seragam. “Secara kualitas sama, tapi komposisi dan formulanya, terutama untuk jenis NPK, terdiri dari banyak pilihan sehingga bisa lebih sesuai dengan kebutuhan tanaman dan produktivitas bisa lebih meningkat," kata Gusrizal.
Oleh karena itu, Pupuk Indonesia Grup juga gencar memperkenalkan produk-produk non subsidi ini kepada petani melalui berbagai program, mulai dari One Day Promo, program Agro Solution dan juga program Customer Centric.
Sesuai dengan Permentan No. 49 tahun 2020, pupuk bersubsidi hanya diperuntukkan bagi petani yang telah tergabung dalam kelompok tani, mendaftar dalam e-RDKK dan, di daerah tertentu, memiliki Kartu Tani. Dosis yang bisa ditebus oleh petani pun telah ditentukan oleh alokasi dan rekomendasi Dinas Pertanian.
Sebagai salah satu upaya mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia telah memperkenalkan program Agro Solution di sejumlah daerah, seperti Jember, Banyuwangi, Lombok, Gorontalo, Bangka Belitung dan lain sebagainya. Program pendampingan petani ini bertujuan meningkatkan daya beli dan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas pertanian dengan mengandalkan produk non subsidi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: