Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AHY Bersih-bersih Internal, Kader Demokrat Aktif Ini Disebut Orang Pertama Diproses

AHY Bersih-bersih Internal, Kader Demokrat Aktif Ini Disebut Orang Pertama Diproses Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah isu kudeta mulai menurun tensinya, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY mulai bersih-bersih di internal. Sejumlah kader yang diduga terlibat rencana kudeta mulai diperiksa.

Jhoni Allen Marbun disebut-sebut orang pertama yang nasibnya segera diputuskan Dewan Kehormatan dan Mahkamah Partai berlambang Mercy itu. Jhoni diduga terlibat dalam upaya kudeta kepemimpinan AHY. Jhoni merupakan kader aktif yang saat ini menjabat sebagai anggota DPR. Dia duduk di Komisi V.

Baca Juga: Isu Kudeta Demokrat Bikin Moeldoko Masuk Bursa Capres 2024, Mas AHY Harus Waspada...

Dugaan keterlibatan Jhoni diungkap oleh Ketua Badan Pembina Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron. Pemilik sapaan akrab Kang Hero itu mengkonfirmasi, kader aktif di partainya yang terlibat dalam upaya kudeta terhadap AHY adalah Jhoni. "Ya benar," ungkap Hero. 

Sejumlah kader di level DPD pun sebelumnya telah mengungkap peran Jhoni, yang aktif melobi untuk melancarkan upaya kudeta AHY lewat penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB). Jauh sebelumnya, Jhoni memang telah mbalelo pada Pilpres 2019 itu. Dia memilih mendukung Jokowi-Ma’ruf dibandingkan calon presiden dari partainya, Prabowo-Sandi.

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, partai akan menggunakan mekanisme internal berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dalam menelusuri dugaan keterlibatan kader internal.

"Untuk kader yang terlibat, saat ini sedang dalam proses pendalaman di Dewan Kehormatan dan Mahkamah Partai," kata Herzaky kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sayangnya, Herzaky tidak mau menyebutkan nama-nama yang akan dan telah diperiksa. Dia cuma bilang masih dalam proses pemeriksaan partainya. "Intinya sedang proses internal sesuai AD/ART oleh Wanhor. Ya, nama-nama yang potensi terlibat apakah inisiator atau kaki tangan," bebernya. 

Dia menyebut, pemeriksaan tidak hanya kepada kader aktif saja. Tapi juga mereka yang masih menggunakan kartu tanda anggota Partai Demokrat. Jika ditemukan pelanggaran, maka sanksi terberat adalah pemecatan. "Kalau aktif, proses lanjutannya di internal. Kalau nggak aktif tetap saja kader kan," bebernya.

Selain Jhoni, terdapat kader aktif maupun tidak aktif yang disinyalir sebagai perancang kudeta Demokrat. 

Mereka yang terlibat diduga ikut hadir di konferensi pers di Dapur Sunda, Mall Bellagio, Jakarta Selatan, Selasa (2/2). 

Untuk diketahui, saat acara konferensi pers itu hadir mantan Wasekjen Demokrat, Ahmad Yahya; mantan Wakil Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat, HM Darmizal; mantan Ketua DPP Partai Demokrat, Yus Sudarso;  Hengky Luntungan dan Tri Yulianto.

Apakah mereka yang Herzaky maksud? "Saya belum bisa sebutkan nama dan ujungnya sampai prosesnya selesai," jelasnya. 

Proses penanganan isu kudeta harus dilakukan secara cermat. Berbagai tahapan pun bakal dijalankan. "Ada pendalaman data, termasuk nantinya ada yang dipanggil atau tidak dipanggil. Kami akan lalui tahapan dengan penuh kehati-hatian," imbuh politisi muda itu. 

Menurut dia, setelah kejadian ini, seluruh kader semakin solid dan bersatu melawan musuh bersama. Yaitu siapapun yang akan merampas kepemimpinan Partai Demokrat yang sah. "Tercatat 34 DPD yang melakukannya. Inisiatif mereka sendiri. Kemudian mereka publikasikan di medsosnya masing-masing," ujarnya. 

Menurutnya, langkah itu mereka lakukan demi menjaga nilai-nilai demokrasi. Khususnya Partai Demokrat sendiri. "Bagaimanapun, soliditas partai politik bakal bermanfaat besar untuk menjaga dan mengawal demokrasi kita," bebernya. 

Bagaimana tanggapan pengamat dengan bersih-bersih yang dilakukan Partai Demokrat?  Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurniasyah mengatakan, aksi bersih-bersih Partai Demokrat sangat beralasan. Apalagi terhadap kader yang pemikiran dan langkahnya berbeda.

"Kolektivitas diperlukan parpol untuk tetap survive. Jika ada penanda kader keluar dari garis komando Ketua Umum, maka sudah tepat jika parpol segera membersihkan diri dari kader semacam itu," tukasnya. 

Dia menilai, Partai Demokrat telah mempertimbangkan matang-matang konsekuensi yang bakal diterima, apabila harus meminimalisir keanggotaan. "Bagi Partai Demokrat, lebih baik kehilangan banyak kader daripada harus terus berjibaku dengan keretakan struktur dari dalam," pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: