Diserang Badai Bertubi-tubi dari AHY Digoyang hingga Museumnya Diusilin, SBY Masih Diam-diam Bae
“Pak SBY sekarang hanya mau ngurusin urusan kebangsaan. Hal strategis kebangsaan. Tidak ngurusin day to day politik. Peran beliau di Partai Demokrat sebagai guru bangsa. Tapi siapa yang memimpin, ya AHY. Karena beliau nggak aktif lagi. Beliau juga merasa Ketum AHY dan jajarannya sudah bekerja dengan baik,” tutur Herzaky.
Hal senada disampaikan Wasekjen Partai Demokrat, Ossy Dermawan. Menurutnya, SBY dan Demokrat tidak ambil pusing dengan pihak yang ingin berbuat buruk kepada partainya. Sebab, rencana seperti itu tidak kebal melawan solidaritas kader partai. Faktanya, elektabilitas justru meningkat.
“Terima kasih atas publikasi gratis dan meriah bagi partai kami akhir-akhir ini. Segala fitnah dah hoaks yang dilancarkan makin meningkatkan simpati dan empati publik terhadap perjuangan Partai Demokrat dan AHY. Posisi kami jelas, Demokrat berkoalisi dengan rakyat,” ungkapnya, melalui akun @OssyDermawan.
Baca Juga: Ungkap Hubungan Mesra SBY-Megawati: Demokrat: Terima Kasih Atas Kesaksian Ini...
Kenapa SBY belum muncul? Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menilai, SBY saat ini sedang mengatur strategi. Sebagai orang yang pernah menjadi Presien dua periode, SBY sangat matang dalam menentukan kalkulasi politik. Kapan muncul dan kapan tidak.
Apalagi, saat ini posisi Demokrat dalam politik adalah partai yang berada di luar kekuasan. Menurutnya, Demokrat akan terus dikerjain bila dianggap menyampaikan kritik yang keras terhadap pemerintah. Kasus kudeta dan museum misalnya, merupakan contoh serangan ke AHY dan SBY.
“Jadi, SBY bisa saja takut salah, dan takut salah langkah. Karena terkadang kebenaran dalam politik dimonopoli oleh yang punya kekuasaan. Padahal belum tentu benar apa yang dilakukan oleh para yang punya kuasa,” ulas Ujang.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurniasyah memandang, SBY merupakan seorang penimbang, selalu matang dalam mengambil keputusan. Ini yang membuat SBY sebagai lawan politik paling sulit ditebak. Termasuk Megawati Soekarnoputri yang kesulitan membaca arah politik SBY.
Ada dua hal kenapa SBY begitu tenang saat ini. Pertama, pensiunan jenderal bintang empat itu tengah mengkader AHY untuk mengambil alih ketokohannya. Kedua, ada kalkulasi politik yang dihitung, terutama karena posisi Demokrat yang semakin banyak mendapat tekanan lawan untuk menghadapi kontestasi 2024.
“Kondisi itu masih melekat pada SBY. SBY memahami situasi hari ini, ia tidak ingin komentar atau statement-nya hilang begitu saja ditelan riuhnya iklim politik. Sehingga ia menunggu momentum paling sepi, sehingga kemunculannya mendapat perhatian,” pungkasnya. [MEN]
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti