PT Astra International Tbk (ASII) membukukan penurunan pendapatan 26% pada tahun buku 2020 menjadi Rp175 triliun dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp237 triliun.
Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro, mengatakan bahwa penurunan pendapatan disebabkan anjloknya kontribusi bisnis di segmen otomotif, alat berat, dan pertambangan.
Baca Juga: Bukannya Mengempes, Eh Rugi Perusahaan Konstruksi Milik Astra Malah Makin Menggunung
"Kami memperkirakan kondisi ini akan berlangsung selama beberapa waktu dan masih terlalu dini untuk memprediksi dampak pandemi terhadap kinerja grup pada 2021," ucap Djony di Jakarta, Kamis (25/2/2021).
Seiring dengan penurunan pendapatan, menurut dia, laba bersih Astra juga menurun 53% menjadi Rp10,3 triliun. Menurut Djony, penurunan itu terjadi akibat anjloknya laba bersih hampir semua lini bisnis perusahaan, kecuali divisi agribisnis dan properti.
"Laba bersih grup turun merupakan dampak pandemi Covid-19 serta penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan," tambah Djony.
Divisi otomotif yang merupakan penopang utama pendapatan perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 68% menjadi Rp2,7 triliun dari Rp8,3 triliun. Tidak berbeda, divisi jasa keuangan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 44% menjadi Rp3,3 triliun.
Penurunan laba bersih juga dialami oleh divisi infrastruktur logistik sebesar 85% menajdi Rp45 miliar dari Rp292 miliar pada tahun sebeleumnya. Adapun laba divisi teknologi informasi turun 81% menjadi Rp36 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: