Disebut Kena Reshuffle, Komisi X Bela Nadiem Makarim: Kinerjanya Bagus-Bagus Saja
Anggota Komisi X DPR, Andreas Hugo Pareira, membela Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Menurut Andreas, rumor yang beredar belakangan bahwa kursi Nadiem bakal diganti orang lain karena kinerjanya disorot sejumlah kalangan, tidak tepat.
Bagi Andreas, justru Nadiem telah banyak membuat terobosan selama menjabat. "Sebagai anggota Komisi X saya melihat selama ini kinerja Nadiem Makarim bagus-bagus saja, bahkan dengan Nadiem sedang mempersiapkan terobosan-terobosan dalam dunia pendidikan," kata Andreas, Jumat (16/4/2021).
Baca Juga: Ditinggal Amien Rais, PAN Dapat Berkah Reshuffle
Andreas pun membeberkan sejumlah program teranyar Nadiem yang sudah berjalan dan diapresiasi banyak pihak. Seperti "Merdeka Belajar", "Kampus Merdeka", dan peningkatan status guru honorer. Justru digabungnya Kementerian Riset dan Teknologi ke Kementerian Pendidikan malah memperkuat posisi kementerian yang berkantor di Senayan, Jakarta, tersebut. Kementerian nantinya bisa mengonsolidasikan riset dalam satu direktorat baru untuk kebutuhan bagi seluruh jenjang pendidikan.
"Saya tidak melihat urgensi dan relevansi untuk me-reshuffle Nadiem," ujar politikus asal NTT yang juga lama melakoni profesi sebagai dosen di Universitas Katolik Parahyangan Bandung itu.
Andreas menjelaskan, "Karena dalam praktik pelaksanannya ada dua kategori riset, yakni riset oleh lembaga pendidikan dan riset yang dilaksanakan lembaga riset, lembaga ilmu pengetahuan riset atau lembaga kajian. Dengan bergabungnya Kemristek ke Kemdikbud akan memudahkan mekanisme dan proses birokrasi riset Pendidikan karena berada di satu pintu, yaitu Kemdikbud," ujarnya.
Dengan adanya badan otonom baru, yakni Badan Riset dan Inovasi Nasional dan peleburan Kemenristek, malah akan memberi fokus. BRIN langsung di bawah presiden diharapkan kerja- kerja riset lebih efektif dan efisien.
Ditambahkan Andreas, semua kegiatan penelitian nonpendidikan berada di bawah payung BRIN. "Dengan pembagian jalur riset seperti ini, birokrasi dan mekanisme penelitian seharusnya lebih efisisen dan efektif sehingga dengan demikian dunia riset kita pun, baik yang melalui jalur Lembaga Pendidikan maupun BRIN, seharusnya lebih produktif menghasilkan karya-karya riset yang berbobot untuk kepentingan nasional," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: