Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kartini Masa Kini: Dedikasi Tenaga Kesehatan Perempuan di Tengah Pandemi

Kartini Masa Kini: Dedikasi Tenaga Kesehatan Perempuan di Tengah Pandemi Kredit Foto: Fazzdoc
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di masa pandemi Covid-19, tenaga kesehatan memiliki risiko yang sangat besar untuk terpapar virus ini karena peran mereka di garis terdepan penanggulangan pandemi. Masih dalam momen peringatan Hari Kartini, berikut sepenggal kisah tenaga kesehatan perempuan yang telah mendedikasikan waktu, tenaga, bahkan nyawa mereka untuk keselamatan orang lain.

Namanya Dina Yulita A.Md, seorang petugas pemulasaran jenazah di RSUP Persahabatan, Jakarta. Dia menceritakan, kesehariannya adalah menerima, mengurus jenazah, hingga proses pemakaman.

Baca Juga: Sri Mulyani Perempuan Paling Banyak Diberitakan, Berikut List Perempuan Paling Pegah dan Vokal...

"Untuk pasien Covid-19, kami juga mengedukasi keluarga pasien mengenai tindak lanjut pemakamannya, dan semua hal itu dilakukan di bawah tanggung jawab dokter spesialis forensik. Rasa khawatir untuk terpapar dan menularkan kepada keluarga tetap masih ada," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (23/4/2021).

Selain Dina, ada satu lagi perempuan yang tidak patah semangat meski setiap hari berkontak dengan pasien Covid-19. Dia adalah Narsfani Martaseli, S Kep, perawat ruang ICU di RSCM, Jakarta. "Pada saat pertama kali ditugaskan untuk menangani pasien Covid-19, saya juga takut tertular. Apalagi, di ruang perawatan intensif banyak tindakan yang berisiko menularkan Covid-19," tutur Narsfani.

Meski tugas Dina dan Narsfani berat dan berisiko, keduanya menganggap hal itu adalah bagian dari pengabdiannya kepada masyarakat, terutama kepada keluarga pasien. "Saya berusaha semaksimal mungkin, apa yang saya kerjakan ini dapat membantu keluarga pasien. Ucapan terima kasih yang saya terima dari keluarga pasien dapat mengobati capek yang saya rasakan. Saya juga bersimpati kepada keluarga jenazah dan semoga tidak ada lagi korban yang meninggal karena Covid-19 ini," ucap Dina.

Nafsari juga menceritakan hal yang sama. "Momen berkesan bagi saya adalah ketika pasien sembuh, pindah dari ruang perawatan intensif ke ruangan biasa. Apabila pasien itu sembuh, mereka berterima kasih karena kami sudah merawat mereka. Energi positif dari pasien tersebut menular kepada kami tenaga medis, dan membuat kami terharu," kisahnya.

Narsfani juga mengisahkan bagaimana ia terpisah dengan keluarga selama beberapa waktu saat menjalankan tugas. "Saya sempat tidak bertemu keluarga selama 4 bulan, kebetulan keluarga saya bertempat tinggal di Sumatera. Mereka sering menanyakan kapan pulang, tapi saya tetap kasih pengertian sama suami dan keluarga suami bahwa di sini kita sedang bertugas," kisahnya.

Sebagai tenaga kesehatan, Dina telah divaksinasi dua kali. "Setelah divaksinasi, sekarang saya merasa lebih tenang dalam bekerja. Namun, bukan berarti saya mengabaikan protokol kesehatan. Dalam bekerja dan sehari-hari, saya tetap menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin," ujarnya.

Di sisi lain, Narsfani kurang beruntung tidak dapat mengikuti vaksinasi karena dirinya mengidap penyakit akut.

Mengenai sosok Kartini, Dina menggambarkan Kartini sebagai seorang perempuan Indonesia yang tangguh. "Kartini bagi saya adalah seorang perempuan yang mampu menjalankan tugas apapun itu, tanpa rasa lelah. Kita bisa setara dengan laki-laki karena hampir semua pekerjaan yang dilakukan laki-laki bisa dilakukan juga oleh perempuan," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: