Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Israel Siapkan 9.000 Tentara Cadangan Serang Gaza: Perang Besar di depan Mata

Israel Siapkan 9.000 Tentara Cadangan Serang Gaza: Perang Besar di depan Mata Kredit Foto: Reuters/Mohamad Torokman
Warta Ekonomi -

Israel telah menyiapkan 9.000 tentara untuk menyerang Jalur Gaza. Tak gentar, sayap bersenjata kelompok Hamas, Brigade Al Qassam, mengancam akan terus melanjutkan serangan roket. Perserikatan Bangsa-Bangsa khawatir perang akan terjadi.

Kantor Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan, "militer dapat menerjunkan hingga 9.000 orang sesuai dengan kebutuhan mengingat pertempuran yang masih berlangsung dengan kelompok-kelompok teror di Jalur Gaza."

Baca Juga: Erdogan Berpesan ke Putin: Israel Harus Diberi Pelajaran!

Dilansir Times of Israel, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Brigjen Hidai Zilberman mengatakan telah memanggil 7.000 tentara cadangan. Mereka adalah pasukan dari unit pertahanan udara, artileri, dan medis, administratif, dan intelijen.

Saat ini, pasukan infanteri dan tank dari Pasukan Penerjun payung, Brigade Golani dan Brigade Lapis Baja ke-7 sudah diterjunkan ke perbatasan Gaza. Militer Israel mengatakan telah menyerang Gaza lebih dari 600 kali sejak Senin malam, sementara Hamas telah menembakkan lebih dari 1.600 roket ke arah Israel dengan sebagian besar dari mereka telah dicegat dan dihancurkan dengan Iron Dome (Kubah Besi).

Ketegangan meningkat dipicu pengusiran Israel atas warga Palestina dari Sheikh Jarrah di Yerusalem timur yang berbuntut bentrokan di Masjid al Aqsa serta penutupan akses ke rumah suci tiga agama itu.

"Hentikan penembakan segera. Kita sedang eskalasi menuju perang skala penuh," ujar Tor Wennesland, diplomat Norwegia dan koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah di Twitter.

Pernyataan itu muncul ketika AS menunda mengeluarkan pernyataan bersama dengan 15 anggota Dewan Keamanan PBB.

"Para pemimpin di semua sisi harus memikul tanggung jawab de-eskalasi. Biaya perang di Gaza sangat menghancurkan dan dibayar oleh orang-orang biasa. (PBB) bekerja dengan semua pihak untuk memulihkan ketenangan. Hentikan kekerasan sekarang," tegas Wennesland.

Pernyataan Wennesland bertepatan dengan upaya diplomatik di Dewan Keamanan PBB yang bertemu membahas eskalasi kekerasan Israel di Gaza setelah berhari-hari tindakan keras terhadap jamaah Muslim di malam-malam Ramadhan di Yerusalem Timur.

Baca Juga: Gara-Gara Perkara Israel, Joe Biden Kena Ejek Donald Trump

Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Kena Imbas Serangan Brutal Israel

Baca Juga: Dukung Palestina, Raja Salman Kecam Serangan Israel di Masjid Al Aqsa

Baca Juga: Erdogan ke Vladimir Putin: Israel Harus Diberi Pelajaran!

Para pemimpin dunia mengutuk kekerasan dan mendesak gencatan senjata. Tetap saja, baik Israel maupun Hamas tampaknya bertekad untuk terus maju. Bahkan, ketika ada kabar tentang kehadiran mediator Hamas menembakkan sekitar 100 roket hampir secara bersamaan.

Tidak ada laporan langsung tentang kerusakan atau korban. Bisa jadi serangan ditujukan untuk menunjukkan bahwa gudang senjata Hamas masih penuh meski telah berlangsung tiga malam serangan udara dan tewasnya beberapa pemimpin Hamas, Rabu (12/5/2021).

"Keputusan untuk mengebom Tel Aviv, Dimona, dan Yerusalem lebih mudah bagi kami daripada air minum," kata juru bicara Brigade al Qassam dalam pesan video.

Dimona adalah lokasi situs reaktor nuklir Israel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: