Menyelami Sistem Kerja Iron Dome Kebanggaan Israel yang Sudah Bobol oleh Roket Hamas
Iron Dome selalu menjadi pusat perhatian dunia setiap konflik Israel-Palestina muncul.
Iron Dome atau Kubah Besi Israel ini merupakan sistem pertahanan anti-rudal/roket yang dibangun Israel dengan biaya sangat mahal sampai Israel harus berutang.
Baca Juga: Ketika Iron Dome Israel yang Bobol Akibat Roket-roket Palestina
Tapi jangan bayangkan Iron Dome benar-benar kubah yang melindungi Israel dari serangan Palestina dan Lebanon seperti di film-film Hollywood.
Tak ada kubah kasat mata yang menutup wilayah Israel kecuali mesin anti-rudal yang bergerak dinamis.
Pada konflik sekarang, dari seribuan roket yang ditembakkan Hamas ke Israel, beberapa yang mendarat, sisanya hancur oleh Kubah Besi. Bagaimana cara kerjanya?
Sejak kekerasan antara Israel dan Palestina kembali memuncak, langit malam di seputaran Gaza dan Tel Aviv makin sering merona merah oleh roket-roket yang berterbangan.
Lebih dari seribu roket ditembakkan dari Jalur Gaza dan terbang tanpa kendali di langit teritorial Israel. Sebagian besar meletup di udara, tanpa membahayakan warga sipil.
Adalah sistem pertahanan Iron Dome atau Kubah Besi yang mematahkan hujan roket Hamas, dan sebabnya dirayakan sebagai juru selamat oleh warga Israel.
Iron Dome adalah sistem pertahanan anti serangan udara yang terdiri dari sebuah radar dan sebuah pusat kendali, yang mampu melayani hingga empat unit peluncur roket, yang masing-masing berisi 20 roket.
Sistem ini bertugas menganalisis arah dan lintasan terbang roket musuh dan mengirimkan informasi tersebut ke sistem peluncur roket penangkal.
Proses ini terjadi dalam hitungan hanya beberapa detik. Bergantung dari lokasi tembakan, Warga Israel hanya punya waktu antara 15 hingga 90 detik untuk menyelamatkan diri sejak sirene bahaya dibunyikan.
Lantaran ukurannya yang kecil dan ringan, Iron Dome bisa berpindah lokasi dengan relatif cepat. Saat ini terdapat sekitar 10 unit yang disebar di sekitar Israel, menurut pembuatnya, Rafael Defence Systems, sebuah perusahaan negara.
Iron Dome didesain untuk hanya mengintervensi roket yang mengancam permukiman penduduk. Roket penghalau tidak membidik langsung, melainkan meledak di dekat roket sasaran, dan itu sebabnya menyisakan serpihan yang jatuh ke Bumi.
Iron Dome efektif, namun mahal
Sistem ini bisa menghalau roket yang ditembakkan dari jarak hingga 70 kilometer. Satu unit Iron Dome mobile yang diperkuat 60 buah roket dianggap bisa melindungi sebuah kota beukuran sedang. Untuk melindungi semua wilayahnya Israel diyakini memerlukan 13 unit.
Rafael Defense Systems mengklaim sistem buatannya memiliki tingkat keberhasilan 90 persen. Kepala otoritas pertahanan udara, Moshe Patel, mengatakan selama sepuluh tahun terakhir, Iron Dome sudah menghancurkan 2.400 roket.
"Setiap roket yang dihancurkan adalah yang mengarah ke permukiman warga sipil,” tulis Kementerian Pertahanan di situs internetnya.
Menurut keterangan militer Israel, dalam eskalasi teranyar Hamas menembakkan lebih dari 3.000 roket, dengan sekitar 200 di antaranya mendarat di Jalur Gaza.
Hujan roket yang dilancarkan dari satu lokasi Jalur Gaza memaksa sistem Iron Dome beroperasi hingga batasan kapasitas. Sebabnya meski efektif, sebagian roket masih berhasil menghujam permukiman warga.
Media dan warga Israel mulai khawatir dengan teknologi Iron Dome yang sudah bisa ditembus roket-roket Palestina.
Salah satu kelemahan terbesar Iron Dome adalah harganya yang mencapai Rp 1,1 miliar per tembakan. Hal ini pula yang membatasai penggunaan sistem yang ikut dikembangkan oleh Amerika Serikat itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: