Samuel Huntington Bongkar Alasan Zionis Israel Selalu Incar Pentolan Hamas Palestina
Apa yang dilakukan Zionis Yahudi saat ini di Gaza tampaknya merupakan realisasi dari politik pasca-Perang Dingin yang dirancang kelompok tertentu untuk memburu kaum militan Islam.
Samuel P. Huntington dalam bukunya, Who Are We (2004), sudah menulis: "The rhetoric of America’s ideological war with militant communism has been transferred to its religious and cultural war with militant Islam."
Baca Juga: Fatah Klaim Roket-roket Palestina Sukses Kejutkan Zionis Israel
Jadi, menurut Huntington, pascaperistiwa 11 September 2001, Amerika Serikat telah memutuskan melakukan perang budaya dan perang agama dengan Islam militan.
Nah, karena Hamas dikategorikan sebagai Islam militan, mereka harus ditumpas. Juga, siapa pun yang melindungi Hamas dan bersama Hamas, seperti wanita dan anak-anak Palestina, halal dibunuh.
Jika perlu jenazah anak-anak itu dijadikan umpan bagi anjing-anjing Yahudi Israel. Inilah yang juga terjadi di Afghanistan. Taliban, dengan alasan termasuk kategori ‘militan’, maka harus dibasmi dari muka bumi.
Anehnya, masih ada saja media massa yang juga mengumbar sebutan ‘militan’ untuk Hamas dan tidak menggunakannya untuk Ehud Olmert dan George W Bush yang jelas-jelas bertanggung jawab atas pembunuhan massal warga Afghanistan dan Palestina.
Perburuan terhadap Hamas pun sudah berlangsung lama. Karena tidak berhasil melumpuhkan Hamas, Israel dengan dukungan Amerika Serikat makin kalap saja. Apalagi, setelah Bush mendapat hadiah lemparan sepatu dari wartawan Irak, al-Zaidi.
Pada 22 Maret 2005, Syekh Ahmad Yassin, pemimpin Hamas, tewas dirudal oleh helikopter Israel. Hanya untuk membunuh seorang kakek yang lumpuh sekujur tubuhnya, Israel harus menggunakan senjata pemusnah massal semacam itu.
Sebulan kemudian, pada Sabtu, 17 April 2005, giliran Abdul Azis Rantisi, pemimpin Hamas, juga dihabisi Israel dengan cara serupa. Pascaterbunuhnya Syekh Ahmad Yassin, menteri pertahanan Israel, Saul Mofaz, berkata, "Akan kami bunuh semua pemimpin Hamas Palestina."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: