- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Tarif Sewa Kapal Bakal Naik, Buana Lintas Lautan Optimis Prospek Bisnis Bakal Moncer
PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) memandang bila prospek bisnis untuk sisa tahun 2021 positif karena tingkat vaksinasi yang cepat dan telah mengurangi tingkat infeksi COVID-19 secara drastis. China, Uni Eropa/Inggris Raya dan Amerika Serikat yang merupakan setengah dari seluruh permintaan minyak dunia rata-rata akan telah memvaksinasi lebih dari 75% warganya dalam 3,5 bulan ke depan. Ini telah memotong tajam kasus baru harian sebesar 55% hanya dalam 1 bulan dan memungkinkan pencabutan lebih cepat lockdowns di seluruh dunia.
Berdasarkan ini, para analis telah meningkatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi mereka. Dana Moneter Internasional (IMF) sekarang memperkirakan bahwa ekonomi global akan melaju sebesar 6,0% pada tahun 2021 dan 4,4% pada tahun 2022, yang jauh lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan rata-rata 2,5% selama 10 tahun terakhir. Hal ini didorong oleh ekspektasi bahwa Amerika Serikat akan tumbuh sebesar 6,4%, China sebesar 8,4%, dan India sebesar 12,5%.
“Hal ini menyebabkan sebagian besar analis termasuk dari OPEC dan Goldman meningkatkan perkiraan mereka untuk permintaan minyak untuk mendorong pertumbuhan ini. Dalam laporan bulanan terbaru mereka di bulan Mei, OPEC memperkirakan permintaan minyak global akan naik menjadi 99,7 juta barel per hari pada 4Q21 dibandingkan dengan 94,8 juta barel per hari pada 2Q21, peningkatan tertinggi dalam sejarah. Goldman bahkan lebih bullish, memperkirakan peningkatan permintaan minyak hingga 100 juta barel per hari pada akhir Juli, yang merupakan peningkatan 5,2 juta barel per hari dalam volume minyak yang perlu diangkut, peningkatan 5,5% hanya dalam 2 bulan,” kata Direktur PT Buana Lintas Lautan Tbk, Keevin Wong dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (8/6/2021).
Baca Juga: Jadi Perusahaan Supply Chain, Rudy Tanoesoedibjo Bakal Sulap Rugi Zebra Nusantara Jadi Untung
Lebih lanjut Kevin menuturkan bila menanggapi hal ini OPEC+ juga akan meningkatkan produksinya sebesar 1,5 juta barel per hari sampai bulan Juli yang secara signifikan akan meningkatkan permintaan kapal tanker minyak untuk mengangkut minyak. Selain itu, dengan diskusi untuk mencabut sanksi terhadap Iran, para analis memperkirakan bahwa tambahan 2,5 juta barel per hari produksi minyak akan segera hadir di pasar.
Namun, pasokan kapal tetap pada tingkat yang rendah secara historis. Rasio orderbook untuk kapal tanker baru dibandingkan dengan armada yang ada berada pada level terendah dalam hampir 30 tahun karena kelangkaan dana dan peraturan baru mengenai lingkungan yang mengurangi pasokan. Sejauh ini hingga Juni armada aframaxes/LR2 hanya meningkat 1,0% sedangkan untuk ukuran handy-size pertumbuhannya bahkan lebih kecil lagi, yaitu 0,6%.
“Besarnya mismatch antara permintaan minyak yang berpotensi naik 5,5% dalam 2 bulan dibandingkan dengan armada kapal tanker yang stagnan menciptakan kemungkinan bahwa tarif kapal tanker akan naik dengan kencang dan berkelanjutan,” tambah Kevin.
Kemudian, lanjut Kevin, tarif kapal tanker minyak juga diperkirakan mendapat dukungan lebih lanjut dari sifat musiman permintaan minyak. 1 Juni menandai awal musim mengemudi untuk belahan bumi utara dan juga musim panas ketika suhu yang lebih tinggi meningkatkan penggunaan AC. Ini kemudian akan diikuti oleh peningkatan pergerakan minyak di bulan September dan Oktober sampai akhir tahun sebagai persiapan untuk bulan-bulan musim dingin.
Ia pun mengungkapkan faktor lain yang akan meningkatkan kinerja adalah peningkatan tonase efektif armada. Berdasarkan armada saat ini, kapasitas efektif adalah 2,9 juta DWT yang meningkat 38% dibandingkan tahun 2020.
“Hal ini akan memposisikan Perseroan dengan baik untuk peningkatan tarif kapal tanker yang diharapkan dalam beberapa bulan mendatang,” terangnya.
Baca Juga: Masukan Anthoni Salim Sebagai Pemilik, Ternyata Perusahaan Teknologi Ini Incar Proyek Salim Group
Sebagai informasi, pada tahun 2020 perseroan mencatat rekor laba bersih sebesar US$37,8 juta atas pendapatan sebesar US$194,4 juta dibandingkan dengan laba bersih sebesar US$21,2 juta dan pendapatan sebesar US$101,5 juta di tahun 2019, masing-masing naik sebesar 78,3% dan 91,5%. Dikarenakan kondisi pasar tahun 2020 yang penuh tantangan, Perseroan mencatatkan beberapa pos luar biasa dan/atau non tunai. Dengan penyesuaian tersebut, laba bersih yang disesuaikan adalah US$49,1 juta untuk tahun 2020 dan US$16,7 juta untuk tahun 2019, meningkat 194,0% untuk periode tersebut. Pada saat yang sama, EBITDA meningkat dari US$54,3 juta menjadi US$119,6 juta, meningkat sebesar 120,2 %.
Selama tahun 2020 BULL menerima 13 kapal tambahan ke dalam armadanya, menambah jumlah kapal dari 25 kapal menjadi 38 kapal. Pada saat yang sama, kapasitas tonase efektifnya meningkat dari 1,4 juta DWT menjadi 2,1 juta DWT, meningkat 50,0%.
Rata-rata Time Charter Rate (TCR) internasional untuk segmen kapal tanker utama BULL tetap stabil. Sementara TCR rata-rata untuk kapal tanker aframax/LR2 meningkat sebesar 5,9% selama tahun 2020, untuk kapal tanker ukuran handy-size turun sebesar 3,5%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: