Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerak Cepat Merespons Lonjakan Kasus Covid-19 di Daerah

Gerak Cepat Merespons Lonjakan Kasus Covid-19 di Daerah Seorang tenaga kesehatan dengan pakaian pelindung diri lengkap berjalan di ruangan pemeriksaan COVID-19 di rumah sakit rujukan COVID-19 RSUD Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (13/7/2020). Kementerian Kesehatan menyebutkan per 8 Juli 2020, dari total anggaran insentif tenaga kesehatan COVID-19 sebesar Rp1,9 triliun telah menyalurkannya sebesar Rp284,5 miliar kepada 94.057 tenaga kesehatan baik yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi kesehatan pusat. | Kredit Foto: Antara/Fauzan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan kasus Covid-19 pasca libur Lebaran 2021 telah diprediksi sebelumnya. Beberapa wilayah seperti Kudus dan Bangkalan melaporkan kejadian luar biasa kasus Covid-19 yang mengakibatkan ruangan isolasi dan intensif di rumah sakit di dua daerah tersebut penuh.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan bergerak cepat mendukung fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan di dua daerah tersebut untuk menekan lonjakan kasus. Wakil Menteri Kesehatan RI, dr. Dante Saksono Harbuwono Spd. PD-KEMD, Ph.D, menyebut ada beberapa tindakan yang harus dilakukan dan dibedakan.

Baca Juga: Wah Danger Nih! Kasus COVID 19 di Jakarta Melonjak Lagi

"Untuk daerah-daerah dengan kondisi lonjakan kasusnya tinggi, kita harus memberikan dukungan fasilitas kesehatan seperti bantuan tempat tidur, alat-alat medis, termasuk mendukung persediaan obat-obatan dan menambah alokasi tenaga kesehatan. Kemenkes juga melakukan mitigasi dan evaluasi dalam rangka membantu manajemen pelayanan kesehatan bagi daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus tinggi tersebut," ungkap dr. Dante dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (10/6).

PPKM Mikro yang menjadi langkah antisipasi hingga level RT/RW juga diperketat di daerah-daerah yang belum mengalami lonjakan kasus tinggi. "PPKM Mikro akan terus dilanjutkan di 34 provinsi sampai kondisi waspada ini kita lampaui dan terbukti mampu menurunkan kasus Covid-19," terang dr. Dante.

Pada kesempatan yang sama, HM Hartopo, Bupati Kudus, juga melaporkan kondisi Kudus saat ini agak melandai kasusnya. "Memang masih ditemui permasalahan seperti perlunya tambahan SDM kesehatan, fasilitas, dan obat-obatan. Maka dari itu, mulai dialokasikan anggaran untuk memenuhinya sehingga di minggu depan bisa maksimalkan pusat-pusat isolasi mandiri warga di Kudus," jelasnya.

Peninjauan langsung yang dilakukan Menteri Kesehatan ke Kudus beberapa waktu lalu juga turut mendorong vaksinasi di Kudus dengan mengalokasikan vaksin Covid-19 sebanyak 50 ribu dosis untuk mempercepat vaksinasi di daerah tersebut. "Sehingga saat ini kita melakukan vaksinasi dengan gencar-gencarnya di Kudus," terang HM Hartopo.

HM Hartopo mengakui kejadian di Kudus di luar prediksinya dan jajarannya karena selama Kudus melaksanakan vaksinasi sebelum Lebaran, hanya ada 60 kasus Covid-19 dan semuanya tanpa gejala. Peningkatan yang terjadi diduga akibat adanya pergerakan pemudik ke Kudus saat Lebaran 2021 lalu. "Evaluasi dari Pemerintah Kabupaten Kudus terhadap kejadian ini adalah menutup semua akses keluar-masuk Kudus. Apabila keperluan masyarakat tidak terlalu penting, warga yang ingin masuk Kudus diminta putar balik," terangnya.

Kementerian Kesehatan sudah memiliki permodelan untuk memprediksi puncak lonjakan kasus Covid-19 pasca-Lebaran. "Tingkat kasus kira-kira akan berlangsung selama 6-7 minggu dari puncak mobilisasi. Dengan penerapan PPKM Mikro dan keterlibatan masyarakat secara luas, kita bisa menekan penularan ini," tambah dr. Dante.

dr. Dante juga mengimbau apabila ada liburan panjang lagi, masyarakat bisa menahan diri dari melakukan perjalanan. "Apa yang terjadi adalah tanggung jawab kita bersama. Apa yang terjadi di Kudus tidak hanya tanggung jawab pemerintah daerah Kudus, tapi juga tanggung jawab secara nasional untuk memberikan kontribusi yang efektif," tegasnya.

Selain di Kudus, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur juga menjadi sorotan nasional karena jumlah keterisian rumah sakit terus bertambah. "Di RSUD Bangkalan saat ini, dari 150 tempat tidur yang sudah terisi 105. Itu sekitar 70% jumlah keterisiannya. Kejadian ini bermula 2 minggu pasca-Lebaran. Puncaknya terjadi pada Jumat dan Sabtu lalu, dengan rata-rata pasien yang datang ke RSUD bergejala cukup buruk," terang dr. Nunuk Kristianti, Kepala RSUD Bangkalan.

Tidak sampai di situ, tenaga kesehatan dan tenaga pendukung di RSUD Bangkalan juga sampai tertular Covid-19. "Yang terinfeksi hingga mencapai 20 orang, 10 orang tenaga kesehatan dan sisanya tenaga administrasi," terang dr. Nunuk lebih lanjut.

Di Bangkalan, Kemenkes juga bergerak cepat dengan memberikan dukungan peralatan dan fasilitas kesehatan. Selain itu, rumah sakit di Surabaya juga disiapkan untuk menjadi rumah sakit penyangga bagi pasien rujukan Covid-19 dari Bangkalan, Madura.

"Saya mengimbau kepada masyarakat agar mengenali gejala Covid-19. Masyarakat diharapkan agar tidak malu memeriksakan diri dan bekerja sama dalam melaksanakan testing agar turut menekan lonjakan kasus Covid-19," imbau dr. Nunuk.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: