Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dipermalukan, Zionis Israel Balik Serang Muka China Soal Muslim Uighur

Dipermalukan, Zionis Israel Balik Serang Muka China Soal Muslim Uighur Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Warta Ekonomi, Yerusalem -

Israel mengambil sikap baru mengenai kasus kerja paksa yang diduga dilakukan China pada masyarakat minoritas Uighur. Israel turut menandatangani kecaman yang dikeluarkan sidang ke-47 Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Kamis (24/6/2021).

Langkah ini menandai perubahan sikap Israel terhadap Beijing. Keputusan ini diambil oleh Menteri Luar Negeri Yair Lapid dengan koordinasi dengan Perdana Menteri Naftali Bennett.

Baca Juga: Zona Larangan Terbang Drone Iran Tengah Dibahas Bareng Amerika-Israel

Kecaman yang diusulkan Kanada itu ditandatangani 45 negara. Tapi tidak ada kata genosida dalam kecaman tersebut. Israel pernah mengeluarkan pernyataan serupa di sidang sebelumnya, tapi ini pertama kalinya negara itu menandatangani dokumen semacam ini.

The Jerusalem Post melaporkan, sejumlah sumber mengatakan Israel menandatanganinya karena permintaan dari Amerika Serikat dan Kanada. Tapi hal itu tidak disajikan sebagai permintaan.

Diplomat-diplomat China meminta Israel tidak ikut menandatangani pernyataan kecaman tersebut. Ini bukan pertama kalinya langkah Israel membuat China marah. Baru-baru ini Israel turut mendukung Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) menyelidiki asal usul Covid-19, sesuatu yang dihindari China.

Sumber diplomatik mengatakan, walaupun Israel turut mengecam perlakuan China terhadap masyarakat Uighur tapi tidak mengubah sebagian besar kebijakan mereka terhadap Beijing. Kementerian Luar Negeri Israel juga menangani isu China kasus per kasus.

Namun dalam pidato dan tindakannya saat mulai menjabat sebagai menteri luar negeri. Lapid memberi sinyal ia ingin menekankan pada dunia, Israel negara demokrasi liberal dan selaras dengan negara lain yang berporos sama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: